Yang Jelas, Sudah Jelas

Habib Asha K
Penulis Pucukmera.id


PUCUKMERA.ID – Kurang lebih satu pekan lalu, saya lupa persisnya, juga tanpa disengaja, saya bertemu kawan lama di sebuah forum percakapan. Sebut saja begitu. Bukan. Bukan begitu. Maksud saya begini: saya memang sudah lama tidak berjumpa dengan teman saya tersebut. Kebetulan saja, dia datang di tempat itu, dan kebetulan saya juga berada di situ. Dan kita sama-sama bertemu. Saya rasa, ini sudah jelas─sesuatu yang kebetulan itu memang tidak disengaja.

Dalam hidup, saya selalu belajar untuk tidak mengejar sesuatu yang kurang jelas. Lebih-lebih, tidak jelas. Ya, karena saya tahu, itu akan melelahkan dan yang lebih buruk, semua akan berakhir dengan ketidakjelasan. Ini bukan sebuah kenaifan, juga berbeda dengan ujian hidup. Atau, juga berbeda dengan kerja keras hidup. Begitu saya maksud. Maknanya berbeda.

Atau, pendek kata begini: saya tidak perlu susah-susah untuk mengejar ketertinggalan nilai matematika. Karena sudah jelas, pelajaran matematika bagi saya tidak jelas. Bagi saya, hidup bukan hanya perihal angka dan hitung-menghitung. Bukan begitu?

Kalau bukan begitu, dalam beberapa hal, saya mungkin sepakat─dengan beberapa catatan. Misal, besok saya harus bangun pagi buta, cuci muka, dan bergegas untuk mengambil sepatu lari. Katakanlah, hari itu adalah jadwal saya untuk berlari. Bagi sebagian orang, rutinitas tersebut melelahkan. Bahkan kadang juga berisiko, paling tidak, kaki akan lecet atau terkilir. Tapi, rutinitas itu saya lakukan dengan jelas dan sadar.

Maka, saya menyarankan kepada Anda diri saya sendiri, untuk kembali menyusun daftar riwayat kejelasan hidup. Agar supaya jelas, bahwa kita memang berdiri di atas prinsip diri yang jelas. Kalau tetangga saya bilang, “Gak ngalor-ngidul.” Saya paham ini relatif. Tapi, biarkanlah.

Bayangkan, jika paradigma sederhana tersebut kita jadikan parameter berpikir dan menyikapi fenomena hari ini, atau mungkin, pemandangan manusia di sekitar kita. Betapa berharga dan bergunanya hidup manusia dengan dunia yang tidak begitu sehat ini. Mari kita coba.

Politik, misalnya, yang makin ke sini rasanya semakin aduh saja. Bagaimana lagi, lha wong setiap hari yang ada di sekitar kita itu juga politik. Hampir selalu saya jumpai─dari angkringan hingga forum-forum akademik, selalu saja ada perbincangan politi(s)k, apa pun bentuknya. Tentu, dengan bobot dan bahasan yang berbeda. Ini sangat menarik.

Pernah, suatu waktu, saya bercakap dengan kawan saya. Entah, siapa yang memulai. Perbincangan berjalan cukup membosankan dengan membahas hal-hal yang tidak begitu penting. Seperti misalnya, kita saling bertanya, “Pilih mie goreng apa nasi goreng?” Kalau saya, jelas, akan tegas memilih Soto Lamongan!

Makin dalam, saya coba menyelipkan sekilas warta politik. Saya kira, perbincangan akan lebih seru dan menarik. Ternyata tidak. Dugaan saya salah besar. Justru kawan saya tersebut malah terlihat aduh dan tidak begitu baik menyambut kelakar saya. Harusnya tidak begitu. Karena saya tahu betul, bahwa dia adalah spparing partner yang apik untuk berbincang tentang betapa ruwetnya negara ini.

Secara tidak langsung, saya menangkap, apa yang kemudian kawan saya maksud─memang sudah saatnya mulai belajar dan paham akan sesuatu yang jelas ruwet itu. Maka dari itu, kawan saya memang tidak mau untuk terlalu berpelik-pelik membincang perihal tersebut.

Apalagi kalau sudah mendengar orang yang jelas-jelas salah namun masih dibela. Maksudnya, dibela sambil teriak, “Dia tidak salah!” atau bahkan, “Bebaskan dia!” Ya, yang jelas, itu sudah jelas, jelas sekali ruwetnya. Tidak perlu capai-capai buat engkel-engkelan.

Sudah, saya tidak mau berpanjang-panjang perihal itu.

Atau coba sesekali kita amati, dalam sekeliling kita misal, bagaimana memang hidup ini diliputi dengan sesuatu yang jelas dan tidak jelas. Entah, jelas akan kejelasannya, atau justru jelas akan ketidakjelasannya. Saya pikir, ini adalah waktu Anda untuk segera memilah, mana yang jelas dan mana yang tidak jelas.

Jangan sampai, kita ini justru terjerembab ke dalam ketidakjelasan. Dan parahnya lagi, kita menganggap semua ini jelas. Sungguh, ini bukan hal yang baik untuk kehidupan. Kini dan nanti. Membuka pikiran seluas-luasnya, berkawan sebanyak-banyaknya. Tetap objektif membaca dan memandang segala sesuatu, adalah awal dari manusia dapat memilah; mana yang jelas dan mana yang tidak jelas.

Hingga pada akhirnya, dengan begitu, kita sama-sama bisa tidur dengan pulas sembari berucap: ya, yang jelas, memang sudah jelas.     


Pucukmera.id – Sebagai media anak-anak muda belajar, berkreasi, dan membangun budaya literasi yang lebih kredibel, tentu Pucukmera tidak bisa bekerja sendirian. Kami membutuhkan dukungan dan kolaborasi dari semua pihak. Untuk itu, kami merasa perlu mengundang tuan dan puan serta sahabat sekalian dalam rangka men-support wadah anak muda ini.

Tuan dan puan serta sahabat sekalian dapat men-support kami melalui donasi yang bisa disalurkan ke rekening BNI 577319622 a.n Chusnus Tsuroyya. Untuk konfirmasi hubungi 085736060995 atau email sales@pucukmera.id.

What's your reaction?
0Suka0Banget
Show CommentsClose Comments

2 Comments

  • binance
    Posted March 25, 2024 at 6:03 am 0Likes

    Your article helped me a lot, is there any more related content? Thanks!

  • Kisisel Hesap Olusturun
    Posted March 23, 2025 at 2:55 pm 0Likes

    Your article helped me a lot, is there any more related content? Thanks!

Leave a comment