Waspadai Gejala Cabin Fever, Simak Empat Tips Berikut untuk Mengatasinya

Fa’iz Azmi Fauzia
Ketua Korps IMMawati PC IMM Kota Surabaya


Pandemi Covid-19 yang telah menyebar ke seluruh penjuru dunia, termasuk di Indonesia telah memasuki bulan ketiga. Pada rentang waktu tersebut, pemerintah memberlakukan kebijakan swakarantina, physical distancing, dan PSBB untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Kebijakan tersebut otomatis berdampak pada seluruh bidang, baik pendidikan, pemerintahan, perkantoran, dan perbelanjaan. Demi memutus mata rantai virus ini semua kegiatan pun dialihkan di rumah. Berbagai kegiatan offline kini berubah menjadi online seperti work from home, online class, online shopping, dan lain-lain.  

Di minggu-minggu awal masa karantina ini, kegiatan yang dilakukan di rumah masih terasa menyenangkan. Namun, seiring berjalannya waktu dan virus ini tak kunjung mereda, pasti banyak yang merasa “Bosan banget”, “Jenuh woi” , “Kangen liburan”, “Bete banget sumpah” “Baru kali ini, bosan ternyata bikin bosan, ya”, “Sudah mulai berjamur terus-terusan di rumah” begitulah ungkapan kebosanan banyak orang di akun media sosial mereka.

Perasaan bosan, kesal, dan marah bisa dikategorikan sebagai gejala cabin fever. Maudy Ayunda pun juga merasakan hal ini ketika dia bercerita tentang kegiatannya selama swakarantina pada akun Instagram @milesfims, “Aku tinggal di dorm, terasa banget cabin fever-nya karena (re: berada) di ruangan kecil.” tutur Maudy Ayunda.

Wien Kuntari, Dosen Institut Pertaninan Bogor, dalam Kompas.com menjelaskan, cabin fever adalah perasaan sedih yang muncul akibat terlalu lama merasa “terisolasi” dan terpisah dari dunia luar. Selain itu, cabin fever merupakan serangkaian emosi negatif yang muncul akibat terlalu lama terkait dengan situasi yang terlalu monoton.

Cabin fever adalah istilah populer yang tepat untuk memahami fenomena yang terjadi dalam masyarakat saat ini. Dalam ilmu psikologi istilah ini dekat dengan sebutan Claustrophobia yaitu perasaan cemas dan takut di dalam ruangan yang sempit, gelap dan minim udara. Akan tetapi perbedaanya, cabin fever ini bukanlah sebuah penyakit kejiwaan, hanya sebuah istilah untuk memudahkan kita untuk menggambarkan kondisi yang dialami seseorang yang harus terperangkap dalam rumah dan memunculkan perasaan tidak bebas untuk keluar rumah. 

Cabin fever merupakan salah satu dampak negatif dari kegiatan #stayathome yang dapat mempengaruhi kesehatan mental kita. Pada umumnya, orang yang mengalami gejala ini akan merasakan kebosanan yang sangat parah, pola tidur yang tidak teratur, kemurungan, kegelisahan, mudah marah, perasaan tidak puas di rumah , kehilangan motivasi, sulit percaya dengan orang sekitar, serta kesedihan dan kesepian.

Perasaan tersebut dapat muncul seminggu, sebulan bahkan beberapa bulan setelah terisolasi. Namun, ada juga yang tidak merasakan hal tersebut, yaitu beberapa orang yang dapat menemukan distraksi tepat di dalam rumah. Namun, sebagian dari kita akan merasa kesulitan untuk menjalani hidup di rumah selama gejalanya masih menghantui.

Menurut  dr Anindyajati, SpKJ dari Departemen Psikiarti FKUI-RSM menyebutkan, seseorang akan rentan mengalami cabin fever ketika mereka tidak melakukan kegiatan apapun di rumah. Awalnya seseorang menganggap work from home layaknya liburan sehingga menganggap santai, namun jika ini dilakukan dengan jangka waktu yang lama akan merasa bosan dan terjebak dalam gejala cabin fever.

Bepergian ke luar rumah adalah cara yang ampuh untuk mencegah cabin fever, tetapi mengingat kondisi yang darurat pandemi Covid-19 belum usai, maka bepergian keluar rumah bukanlah solusi yang bijak. Berikut ini adalah beberapa tips untuk mencegah seseorang mengalami cabin fever selama pandemi yang tak kunjung usai ini:

1. Lakukanlah Rutinitas Seperti  Biasa
Seluruh kegiatan yang dilakukan dari rumah selama pandemi ini jangan dijadikan alasan untuk bermalas-malasan. Tetaplah lakukan jadwal layaknya ketika beraktivitas normal meski sedang berada di rumah dan buat jadwal kegiatan untuk waktu bekerja atau belajar dan melakukan kegiatan lain termasuk jadwal tidur yang teratur. Dan yang paling penting adalah patuhilah jadwal tersebut dan anggap sedang menjalani waktu seperti biasa.

2. Buatlah Rutinitas Baru
Jika pekerjaan atau tugas tidak sepadat biasanya, mencoba hal baru seperti belajar musik, belajar memasak atau kegiatan lain yang dapat menambah skill yang baru. Selain itu, juga dapat menghilangkan kebosanan. Keterlibatan dalam kegiatan yang menyenangkan memiliki berbagai manfaat, salah satunya adalah memperbaiki mood sehingga terhindar dari gejala cabin fever yang mudah emosi.

3. Pola Hidup yang sehat
Pola hidup yang sehat dapat mencegah kita terserang virus. Menjalankan gaya hidup sehat, seperti mengonsumsi nutrisi seimbang, melakukan aktivitas fisik dan istirahat yang cukup. Olahraga dapat mengurangi resiko depresi dan kecemasan karena pada saat olahraga tubuh mengeluarkan hormon endhorphine, serotonin dan dopamine yang mana adalah hormon kebahagiaan.

4. Aktif berinteraksi sosial
Berada di rumah dengan jangka waktu yang lama bukan berarti membuat diri sendiri kesepian. Melakukan interaksi sosial secara online melalui media sosial sangat penting. Menurut beberapa penelitian hubungan sosial yang terjalin dengan baik merupakan pusat dari kesejahteraan fisik dan psikologis. Sementara isolasi mandiri waktu ini membuat seseorang hanya bisa berkomunikasi dengan berbagai media sosial seperti Whatsapp, Line, Skype dll. Di kondisi pandemi seperti ini mari ringankan beban satu sama lain dengan mendengarkan dan berbagi cerita. 

Pandemi belum dipastikan kapan akan berakhir. Kegiatan swakarantina dan PSBB akan terus dilakukan. Tetap di rumah dan pergunakan waktu sebaik mungkin untuk mengembangkan kemampuan diri dengan berbagai hal-hal yang baru. Jadi, meskipun #dirumahaja, jangan pernah menyepelekan kesehatan dan terbiasa mengabaikan perasaan gelisah yang berkepanjangan. Karena bisa jadi, semua itu adalah awal dari gejala Cabin Fever.

Cabin fever bukanlah seuah penyakit atau gangguan psikologis, namun akibat dari ini dapat berakibat pada menurunya produktivitas, masalah hubungan dengan orang lain bahkan jika ini terjadi terus menerus dapat menggagu kesehatan fisik maupun mental.

Sebelum terlambat dan banyak dampak negatif yang terjadi, beberapa tips di atas bisa menjadi referensi untuk mencegah dan mengatasi cabin fever. Hal penting yang perlu diingat adalah mulai belajar untuk berdamai dengan Covid-19, yaitu berdamai dengan keadaan dan situasi baru yang saat ini terjadi.


Pucukmera.ID – Sebagai media anak-anak muda belajar, berkreasi, dan membangun budaya literasi yang lebih kredibel, tentu Pucukmera tidak bisa bekerja sendirian. Kami membutuhkan dukungan dan kolaborasi dari semua pihak. Untuk itu, kami merasa perlu mengundang tuan dan puan serta sahabat sekalian dalam rangka men-support wadah anak muda ini.

Tuan dan puan serta sahabat sekalian dapat men-support kami melalui donasi yang bisa disalurkan ke rekening BNI 577319622 a.n Chusnus Tsuroyya. Untuk konfirmasi hubungi 085736060995 atau email sales@pucukmera.id

What's your reaction?
1Suka0Banget
Show CommentsClose Comments

6 Comments

Leave a comment