Chusnus Tsuroyya

Tidak ada istilah “dimulai dari nol” dalam politik dinasti. Setidaknya, itu yang saya tahu. Semua serba instan. Kita pun tahu, semua yang serba ujug-ujug atau instan ini yang tidak baik.

Tidak ada yang spesial di pemilihan umum kepala daerah atau Pilkada yang akan berlangsung bulan Desember nanti. Yang jelas, kehadiran politik dinasti selalu mewarnai perhelatan lima tahunan tersebut.

Sejauh ini, ada empat pejabat negara yang menjagokan sanak-familinya di bursa pencalonan Pilkada 2020. Bapak Presiden misalnya, mencalonkan dua orang sekaligus, anak sulung dan menantunya sebagai calon Wali Kota Solo dan Wali Kota Medan. Begitu juga Wakil Presiden yang mencalonkan putrinya sebagai bakal calon Wali Kota Tangerang Selatan. Ada pula keponakan Menteri Pertahanan yang juga maju sebagai kandidat Wakil Wali Kota Tangerang Selatan. Dan tidak ketinggalan, putra Menteri Sekretaris Kabinet yang akan bertarung melawan kursi kosong di Kabupaten Kediri.

Semuanya seakan bisa diprediksi, siapa yang akan memenangkan Pilkada 2020 sebagai calon kepala daerah selama lima tahun ke depan. Yoes Kenawas, peneliti politik dinasti mengatakan, sejak tahun 2015, separuh dari kandidat politik dinasti di Indonesia berhasil memenangkan Pilkada.

Hal ini menegaskan, tidak perlu capai-capai berkeringat dan berdarah-darah untuk memulai jenjang karir dalam perpolitikan. Asal dekat dengan politisi atau petahana, tidak peduli orang baru atau bodoh dalam berpolitik sekali pun, pasti akan mendapatkan semacam golden ticket untuk menjadi penguasa.

Mereka tidak perlu memulainya dari nol. Asal nurut apa kata Ibu, jalan menuju kesuksesan untuk menaklukkan Pilkada akan terbuka lebar.

Gibran misalnya, dulunya saya tahu hanya lihai dalam hal berbisnis kuliner, ujug-ujug sudah mendapatkan restu Ibu dan dicalonkan sebagai penguasa Kota Solo. Padahal, ia adalah anak kemarin sore. Ibaratnya, ia baru mulai belajar berjalan tapi sudah disuruh berlari.

Bahkan, ia mampu menggeser kader partai yang telah dulu berkecimpung berpuluh tahun lamanya.

Ya, meskipun tidak ada salahnya dalam mencoba. Dalam demokrasi, tiap orang memiliki haknya untuk dicalonkan maupun mencalonkan sebagai pemimpin daerah maupun negara. Tapi rasanya jika memulai jenjang karir dengan politik dinasti sebagai kendaraannya, sama saja melukai demokrasi itu sendiri. Demokrasi, pada akhirnya, hanya menjadi alat bagi mereka-mereka yang berkuasa demi memuaskan kepentingan mereka sendiri.

Sehingga, pastinya politik dinasti bukanlah pilihan yang tepat. Sebab, politik dinasti menjadi salah satu lingkaran setan yang turut melanggengkan korupsi. Sudah banyak testimoninya, dinasti Ratu Atut yang terletak di ujung barat Pulau Jawa menjadi contoh konkretnya.

Sanak saudara diborong untuk naik haji memperebutkan kursi kepala daerah bersama. Dengan hanya bermodalkan status kekeluargaan (adik, anak, suami/istri maupun menantu), Ratu Atut secara instan berhasil mewariskan kekuasaannya. Akhirnya, ia berhasil membuat Banten sebagai ladang pemuas isi perutnya.

Terkadang, yang instan itu memang terlihat enak. Dalam dinasti politik yang serba instan pun begitu. Namun sayangnya, yang mendapat enaknya justru para penguasa. Rakyat hanya mendapatkan ampas-ampasnya saja.

Lagi-lagi, yang menderita justru rakyat. Ya, meskipun rakyat diberi hak untuk memilih, namun jika pilihan-pilihan tersebut hanya berkutat pada satu dinasti, itu sama saja omong kosong. Pada akhirnya, semua pilihan kembali di tangan rakyat. Diam dan menjadi golongan putih, atau memilih dan turut melanggengkan dinasti politik yang serba instan itu.

Pucukmera.ID – Sebagai media anak-anak muda belajar, berkreasi, dan membangun budaya literasi yang lebih kredibel, tentu Pucukmera tidak bisa bekerja sendirian. Kami membutuhkan dukungan dan kolaborasi dari semua pihak. Untuk itu, kami merasa perlu mengundang tuan dan puan serta sahabat sekalian dalam rangka men-support wadah anak muda ini.

Tuan dan puan serta sahabat sekalian dapat men-support kami melalui donasi yang bisa disalurkan ke rekening BNI 577319622 a.n Chusnus Tsuroyya. Untuk konfirmasi hubungi 085736060995 atau email sales@pucukmera.id.