Sebagai penikmat drama Korea (darkor) garis keras, saya tidak pernah sekalipun melewatkan drama-drama yang sedang on going dan tentu saja berpotensi memiliki rating tinggi. Menonton drakor bagi saya adalah obat di tengah kesibukan kerja yang sering kali kurang ajar. Apalagi jika cerita yang disuguhkan begitu relate dengan kehidupan nyata.
Di suasana pandemi yang belum pasti kapan akan berakhir ini membuat penonton saling berlomba untuk marathon drama Korea. Sekadar untuk mengisi waktu kosong maupun sebagai teman rebahan.
Salah satu drama yang sedang viral dan menyita banyak perhatian adalah The World of The Married, bercerita tentang sepasang suami istri yang terlihat bahagia dan sempurna, serta memiliki putra yang tampan rupawan. Sang suami berprofesi sebagai pekerja seni, sedang istrinya sebagai dokter sekaligus wakil direktur di sebuah rumah sakit.
Namun, awan pekat menghampiri rumah tangga mereka. saat si suami, Lee Tae Oh, ketahuan selingkuh hingga menghamili perempuan yang Ia selingkuhi. Istrinya, Ji Sun Woo, yang mengetahui hal itu merasa dikhianati. Bukan hanya suaminya tapi Ia juga merasa dikhianati oleh teman-teman terdekatnya yang mengetahui perselingkuhan itu.
Saya tidak mengerti, apakah kecenderungan tiap laki-laki memang tidak puas jika hanya fokus dengan satu pasangan saja? Apakah keinginan untuk mendua masih bercokol kuat saat mereka sudah memiliki pasangan resmi di mata agama dan negara? Tapi saya sedang tidak ingin membahas itu, biarkan pakar psikologi yang menguliknya.
Saya ingin menyoroti tentang ketimpangan relasi kuasa antara sang istri yang sukses sebagai dokter dengan suaminya. Seperti yang kita tahu, kita terlahir dari realitas patriarki dan nilai-nilai patriarki yang mengakar kuat dalam lingkungan kita. Itu menempatkan laki-laki dengan maskulinitasnya harus lebih sukses daripada perempuan. Produk budaya itulah yang kemudian menjadi jurang pemisah bagi relasi antara laki-laki dan perempuan.
Lee Tae Oh adalah gambaran nyata, betapa maskulinitas menjadi sangat disalahpahami agar membentuk diri menjadi sosok yang terus kuat, tidak ingin disaingi, atau merasa tidak siap hidup berdampingan dengan perempuan yang memiliki potensi besar untuk sukses.
Lee Tae Oh adalah cerminan bahwa maskulinitas rapuh (fragile masculinity) harus diwaspadai, mengingat lingkungan terus membentuk stereotip bahwa laki-laki cenderung diasosiakan sebagai seseorang yang memiliki power atau kekuatan.
Sadar atau tidak, maskulinitas rapuh mulai terbentuk saat seseorang masih kecil. Lingkungan, bahkan orang tua kerap kali menyuruh anak laki-lakinya menunjukkan sikap maskulinnya.
Apakah kita pernah mendengar kalimat: “Laki-laki kok nangis?”, “Jangan cengeng, kan kamu laki-laki?” atau “Kamu laki-laki, harus kuat.” Dan kalimat menyebalkan lainnya yang secara tidak langsung menuntut bahwa kecenderungan laki-laki harus selalu kuat dan dominan. Kalimat itu sering kali datang dari pola asuh masyarakat kita terhadap anak laki-lakinya. Bahkan, anak laki-laki jarang sekali diajari untuk menyentuh dapur atau melakukan pekerjaan domestik yang katanya “pekerjaan perempuan.” Sedihnya lingkungan kerap membentuk bahwa laki-laki adalah “pusat tata surya.”
Kembali pada The World of The Married, Lee Tae Oh merasa dominasi dia dalam rumah tangga tidak terlihat, ia kalah pamor dengan kesuksesan istrinya sebagai dokter. Sedang Ia hanya pekerja seni yang jujur saja tidak atau belum menghasilkan apa-apa, bahkan untuk menghidupi perusahaannya Ia sepenuhnya bergantung pada istrinya.
Makulinitas rapuh yang dimiliki Lee Tae Oh kemudian muncul dipermukaan. Ia berselingkuh namun menempatkan dirinya sebagai korban. Ia menganggap, perselingkuhannya itu adalah hal yang wajar di tengah kesibukan sang istri dan timpangnya relasi kuasa dalam kehidupan rumah tangganya. Ia beranggapan, hidup dengan istri yang sukses membuat harga dirinya terluka.
Tidak hanya itu, maskulinitas rapuh yang ditunjukkan Lee Tae Oh semakin menjadi-jadi saat Ia melakukan kekerasan pada istrinya baik secara verbal maupun fisik. Bahkan saat keduanya telah resmi bercerai, Lee Tae Oh masih ingin menunjukkan dominasinya sebagai lelaki dengan menguntit mantan istrinya dan menebarkan teror.
Cukup sudah, segala superioritas yang didengungkan hanya milik laki-laki. Saya yakin, laki-laki juga merasa lelah jika terus dituntut untuk mengejar ilusi maskulinitas. Jika kalah sedikit dianggap lemah, jika menangis dianggap cengeng, jika tidak dominan dianggap tidak super power.
Bukankah dalam hubungan rumah tangga, laki-laki dan perempuan harus saling mendukung satu sama lain? Saling memberi bahu jika salah satu di antaranya merasa lelah dan ingin bersandar? Menyediakan telinga untuk didengar keluh kesahnya?
Terakhir, bagi saya Lee Tae Oh adalalah satu dari banyak laki-laki yang masih memiliki maskulinitas rapuh dan terus bangga menggaungkannya.
Bagaimana menurut kalian? Jika kalian tidak setuju. Saya tidak peduli. HAHAHA
Pucukmera.ID – Sebagai media anak-anak muda belajar, berkreasi, dan membangun budaya literasi yang lebih kredibel, tentu Pucukmera tidak bisa bekerja sendirian. Kami membutuhkan dukungan dan kolaborasi dari semua pihak. Untuk itu, kami merasa perlu mengundang tuan dan puan serta sahabat sekalian dalam rangka men-support wadah anak muda ini.
Tuan dan puan serta sahabat sekalian dapat men-support kami melalui donasi yang bisa disalurkan ke rekening BNI 577319622 a.n Chusnus Tsuroyya. Untuk konfirmasi hubungi 085736060995 atau email sales@pucukmera.id
4 Comments
Telegram下载
https://www.telqq.com Telegram群组,Telegram群组导航。收录Telegram上的优质频道和群组,打造一个高质量Telegram导航。TGNAV收录整理了Telegram上的许多优质频道、群组、机器人,帮助用户发现更多优质的群组。
Telegram下载
https://www.tellern.com Telegram应用是开源的,Telegram下载的程序支持可重现的构建。Telegram同时适用于以下环境:Android安卓端,iPhone 和 iPad及MacOS的Apple端,Windows/Mac/Linux桌面版
Telegram下载
在这里下载Telegram官网最新版,适用于所有主流操作系统。本站为你提供详细的纸飞机使用指南,包括如何下载、安装以及设置中文界面,帮助你轻松使用这一全球领先的通讯 https://www.telegrambbs.com
Telegram下载
有道词典是由网易有道出品的全球首款基于搜索引擎技术的全能免费语言翻译软件。简介. 支持中文、英语、日语、韩语、法语、德语、俄语、西班牙语、葡萄牙语、藏语、西语等109种语言翻译。拍照翻译、语音翻译、对话翻译、在线翻译、离线翻译更顺畅。更多的翻译 https://www.fanyim.com