Single Baru Monohero : Renungan dan Rapalan Doa Akhir Tahun


Pucukmera.id – Monohero sebuah band asal kota Malang yang menggabungkan musik ambient dengan sentuhan psychedelic, aransemen vokal kontemporer, dan tata rupa yang unik merilis sebuah single baru berjudul “Desember Jangan Menangis”. Dirilis dalam format art video, lagu teranyar unit audiovisual asal Malang ini sudah bisa dinikmati di kanal YouTube mereka mulai tanggal 13 Desember 2019.

Layaknya karya-karya terdahulu, video “Desember Jangan Menangis” ini juga digarap oleh Alfian Roesman, sepertiga Monohero di bidang visual. Secara teknis, ia menggabungkan teknik scenography dengan elemen-elemen motion graphic dalam karya terbarunya tersebut. “Konsep dasarnya kepikiran waktu habis lihat pameran foto di kota Solo, beberapa waktu yang lalu,” katanya.

Sedangkan secara cerita, ia mengaku mendapat inspirasi dari sebuah cuitan di Twitter. “Jadi beberapa waktu lalu, aku melihat ada postingan Twitter,” kata pria yang akrab disapa Kebeb ini, “Intinya, kalau mau dipandang dari ketinggian tertentu, manusia itu terlihat kecil sekali. Mirip kayak waktu kita melihat bakteri dari mikroskop.”

“Nah, sama seperti persepsi kita saat melihat bakteri sebagai parasit, mungkin manusia itu sendiri adalah parasit atau benalu bagi bumi ini,” lanjutnya kemudian. Secara khusus, hal tersebut juga disinggung dalam penggalan lirik lagu ini: “…Kami hanyalah benalu, kami hanya bertumpu.”

Beralih ke sektor musikal, lagu ini sebenarnya telah tercipta sejak lama, bahkan sebelum Monohero berdiri. “Iya, (lagu ini) sudah ada waktu aku masih aktif project sebelum Monohero, namanya Toy Doctor & The Damn Machine (TDDM). Nah, karena grupnya hiatus, akhirnya aku aransemen untuk Monohero,” terang Wafy, komposer lagu ini.

Lagu inipun mengalami penataan ulang dengan nuansa drum-and-bass dan sentuhan psychedelic ambient khas Monohero. Tidak hanya itu, Arie “Omen” (vokalis) juga membuat lirik baru untuk lagu ini sebelum akhirnya direkam dan diproses di Audionails Studio, Malang. Proses mixing & mastering dipegang oleh Navis Hamami, si empunya studio.

Layaknya Kebeb, Wafy dan Omen mempunyai pendapat masing-masing mengenai lagu ini. “Kalau ditanya mengapa ‘Desember Jangan Menangis’? Ya karena Desember identik dengan hujan, identik dengan saat-saat merenungi diri dan menangis sendirian’,” kata Wafy.

Sedangkan Omen berpendapat bahwa lagu ini adalah sebuah doa bagi dirinya sendiri. “Desember itu akhir sekaligus awal. Masa evaluasi dari satu tahun menjalani kehidupan berikut keberhasilan dan kegagalannya. Di lain sisi, ia juga merupakan sebuah awal: Harapan dan semangat menyambut tahun baru yang datang beberapa saat lagi,” kata pemuda 28 tahun ini.

Single terbaru dari Monohero ini sudah tersedia di kanal resmi YouTube & halaman Bandcamp mereka, monohero.bandcamp.com. Mereka juga berencana mengunggah lagu ini dan seluruh diskografi Monohero terdahulu ke berbagai gerai digital seperti Spotify, iTunes, Apple Music, Deezer, dan banyak lainnya pada akhir tahun ini.

Link YouTube :

Link Bandcamp : https://monohero.bandcamp.com/track/desember-jangan-menangis

Lyrics:
Hembuskan nafas terakhirmu, wahai engkau Bumiku.
Mengalir dalam nadimu, nafas kehidupan.
Kami hanyalah benalu, kami hanya bertumpu.
Maka maafkanlah, dan kembali bahagia.

Biru tubuhnya, tipis matanya.
Duduk terdiam, geram, menjerit keras kemudian.

Dalam dirinya berkecamuk amarah, menatap tajam hatinya,
bertanya tentang bagaimana segalanya hancur nantinya?

“Langit memberi harapan bagi makhluk yang memahaminya”
“Langit memberi harapan bagi makhluk yang memahaminya”

Si pemuda menengadah, mendapati dirinya dirundung duka.

Gila pikirnya,
Rancu Tingkahnya,
Kosong Bicaranya,
Ragu Lakunya,
Gila pikirnya,
Rancu tingkahnya,

Kosong,
Tunduk, tunduk ia pada nafsu.
Tersesat, belum tau arah yang tepat.

Tunduk, tunduklah ia pada nafsu.
Tersesat dan belum tau arah yang tepat.

Tunduk,
Tunduk, tunduk.
Tunduk-tunduklah

Lyrics:
Hembuskan nafas terakhirmu, wahai engkau Bumiku.
Mengalir dalam nadimu, nafas kehidupan.
Kami hanyalah benalu, kami hanya bertumpu.
Maka maafkanlah, dan kembali bahagia.

Biru tubuhnya, tipis matanya.
Duduk terdiam, geram, menjerit keras kemudian.

Dalam dirinya berkecamuk amarah, menatap tajam hatinya,
bertanya tentang bagaimana segalanya hancur nantinya?

“Langit memberi harapan bagi makhluk yang memahaminya”
“Langit memberi harapan bagi makhluk yang memahaminya”

Si pemuda menengadah, mendapati dirinya dirundung duka.

Gila pikirnya,
Rancu Tingkahnya,
Kosong Bicaranya,
Ragu Lakunya,
Gila pikirnya,
Rancu tingkahnya,

Kosong,
Tunduk, tunduk ia pada nafsu.
Tersesat, belum tau arah yang tepat.

Tunduk, tunduklah ia pada nafsu.
Tersesat dan belum tau arah yang tepat.

Tunduk,
Tunduk, tunduk.
Tunduk-tunduklah


Reporter : Ifan
Editor : Ifan

What's your reaction?
0Suka0Banget
Show CommentsClose Comments

Leave a comment