Hasanuddin Jimly

Kepala dua adalah persimpangan.
Jalan-jalan mengarah pada jeram ejawantah karsa.

Lambat menyadari waktu selama ini cepat lenyap tak berpamit.
Sedang diri justru sibuk merajut berpuluh-puluh omong kosong.
Sahib-sahib seperkopian berlalu.
Maju melewati siapapun yang menoleh kebelakang.

Siapapun tahu betul.
Untuk menjadi bijak tak cukup berkata bijak.

Kepala dua adalah persimpangan.
Jalan raya dan marka meraba kesadaran.

Berhenti.
Merenung, alih-alih menghitung kepenatan.
Merenung, sejauh ini apa yang sejatinya diimpikan.

Berhenti.
Melenyapkan diri segan atas kepongahan.
Sesaat namun tak singkat, kecemasan mengepung jiwa.
Diputarinya setiap jengkal tubuh, diselimutinya setebal jemari.

Daya dan upaya saat itu ialah lanjut menata arah.
Atau, berputar balik dan memperbaiki.
Sayangnya, pilihan hanya akan dinistakan kembali.

Kepala dua bukan barisan angka penaksir usia.
Kapan usia mengibliskan dan memalaikatkan diri baiknya bermula.

Kepala dua layaknya pertemuan sesal dan bangga.
Antara memaki diri atau menyanjungnya.

Malang, 1 Maret 2021

Pucukmera.id – Sebagai media anak-anak muda belajar, berkreasi, dan membangun budaya literasi yang lebih kredibel, tentu Pucukmera tidak bisa bekerja sendirian. Kami membutuhkan dukungan dan kolaborasi dari semua pihak. Untuk itu, kami merasa perlu mengundang tuan dan puan serta sahabat sekalian dalam rangka men-support wadah anak muda ini.

Tuan dan puan serta sahabat sekalian dapat men-support kami melalui donasi yang bisa disalurkan ke rekening BNI 577319622 a.n Chusnus Tsuroyya. Untuk konfirmasi hubungi 085736060995 atau email sales@pucukmera.id.