PUCUKMERA – “Perempuan yang baik, hanya untuk lelaki yang baik,” katanya.
Penggalan lagu berjudul RahasiaMu dari An Najah pasuntuk mereka yang menanti. Terutama kejelasan. Baik dari Tuhan, kekasih, atau bahkan dari mantan. Agar bisa menuju menjadi manten (pengantin, red). Lebih-lebih, menghadapi masa genting. Yakni tentang umur dan momentum.
Terutama, bagi mereka yang sudah lulus S1, normalnya –para- sarjana baru itu akan ditanya kapan nikah? Kerja apa? Dan sebagainya. Pertanyaan ini menjadi sangat wajar dijumpai di kampung-kampung yang menjadi jujukanmudik, sebab muda-mudi itu memasuki usia 22-25 tahun. Ya, ‘serangan’ yang tepat untuk pikiran mereka.
Saya jadi teringat seorang teman seorang pemilik rumah makan Minang di Kota Kediri. Tanpa menyebutkan nama saja. Yang jelas dia sudah cukup matang untuk memasuki jenjang rumah tangga. Namun, sampai kini ia memilih untuk jomblo ‘fisabilillah wal istiqamah’. Dengan penuh kecukupan, dia ternyata memang mengakui sudah mencari. Akan tetapi memang belum sampai saja jodoh yang ditunggu-tunggu itu. Juragan rendang ini, saya yakin juga mendapatkan serangan yang sama seperti para jomblowan lainnya.
“Rendang, coba dibaca dengan cara pelo,” kataku. Pasti yang terbayang dalam benak jika membaca ejaan ini huruf R menjadi L. Jadi bacanya Lendang. Lalu saya tambah, kata ‘pelo’ itu dipisah suku katanya. Sehingga menjadi Le-Ndang. “Le-Ndang Rabi,” ceplosku.
Kira-kira inilah santapan maut yang cukup tepat untuk para jomblowan. Bukan lagi mencari opor ayam, tapi mengganti menu tersebut di rumah makan minang.
Mungkin setelah bersilaturahmi, para jomblowan ini bisa mampir untuk duduk berdiam diri alias i’tikaf. Itung-itung mengenang ramadan yang sudah berlalu. Jika bulan suci itu di masjid, tapi masuk awal syawal ini ganti di rumah makan minang.
Karena, pertanyaan dari saudara-saudara itu bisa secara khidmat dinikmati di tempat makan yang identik dengan masakan ‘Le-ndang’ ini. Belum lagi, saat duduk ditemani alunan musik karya Riki Anggrian berjudul RahasiaMu. Lagu yang dibuat bersama nasyid An Najah itu mencerminkan sekali bagaimana kedalaman perasaan komposer lagunya. Seperti ingin mengejar siapa ‘Direktur’ yang tepat untuk mengatur rumah tangganya kelak.
Penggalan kalimat di atas itu bisa dilihat di jejaring Youtube yang menyebar pada malam takbiran Idulfitri 1439 kemarin.
[youtube=https://www.youtube.com/watch?v=AXQE-FsVHr0&w=320&h=266]
Lebih lengkapnya di refrain seperti ini,
“Perempuan yang baik hanya untuk lelaki yang baik
Kan kupantaskan diriku
Untuk dia kekasihku
Yang masih di rahasia-Mu”
Jujur lagu ini saya dengar ketika banyak pesan berantai masuk ke HP. Dengan embel-embel bahwa lagu ini merupakan jawaban untuk serangan pertanyaan-pertanyaan yang datang saat lebaran. Istilahnya, lagu ini jadi benteng si pencipta lagu.
Akan tetapi ungkapan sang penulis lagu ini sungguh sangat menyayat. Bagaimana tidak, coba dibayangkan ia menyebut kekasihku, tapi masih dalam rahasia. Ini menunjukan ketidaktahuan siapa sesungguhnya yang akan menyusun keretakan hatinya.
Atau lagu ini mungkin juga lebih tepat lagi dinikmati dalam awal Syawal. Dengan merefleksikan pertanyaan yang datang dari saudara, dan membayangkan ketika dia ditinggal nikah oleh sang mantan. Yang tidak bisa menjadikan kata manten.
Jika ingin tahu lebih dalam, monggo dinikmati lagunya. Salam.
Oleh Rino Hayyu Setyo