Aisha Nasywa Sandriani

---

PUCUKMERA.ID — Waktu sudah menunjukkan pukul 23:16 WIB tetapi kedua pasang netra milik Kendra tak kunjung mengistirahatkan dirinya setelah lelah beraktivitas seharian. Padahal kamarnya sudah sunyi, gelap dan sejuk. Suasana yang sangat mendukung untuk tidur nyenyak. Apa gerangan yang mengganggu pikirannya? Apakah Ia kembali dipanggil oleh guru BK di sekolah? Seperti kala itu Ia membuat onar dan menghebohkan seisi kelas dengan kejahilannya. Maka tak heran jika panggilan keramat itu segera melayang kepadanya, “Kendra, ikut Pak Guru ke ruang BK sekarang!”

Ia menjahili teman-temannya dengan menyondorkan serangga yang masih hidup. Puncak dari kejahilan Kendra adalah tiba-tiba melepaskan serangga tersebut dari genggamannya. Sontak saja, teman-teman sekelasnya berlarian keluar. Pengalama yang menyenangkan bagi Kendra, namun bukan itu yang mengganggu pikirannya malam ini. Ternyata Ia sibuk memikirkan sosok wanita pujaan hatinya. Remaja. Wajar saja jika sebagian waktunya memikirkan tentang cinta. Meski menurut orang dewasa, masih banyak hal penting lain yang perlu dipikirkan oleh para remaja.

***

Embun pagi datang. Suasana kamar Kendra masih sama. Sunyi, sejuk tapi tak lagi gelap. Cahaya matahari menerobos dari bilik jendela kamarnya. Musik yang diputar oleh Kendra pagi ini adalah musik jazz kesukaannya. Terdengar alunan lagu milik Payung Teduh memenuhi ruangan, suasana yang tepat agar kegiatan pagi terasa ringan menyenangkan. Sayangnya Kendra kurang bersemangat. Ia merasa masih mengantuk karena tidur terlalu singkat. Sebab, ia terbiasa bangun pagi dan tidur cepat di malam harinya.

Selepas membereskan kamar, Kendra menuju ruang tamu. Ia mengambil tabloid terbaru langganan ibunya di meja. Kendra bergegas membuka halaman yang membahas zodiak. Ia ingin melihat informasi terbaru mengenai ramalan zodiaknya tentang hari ini. Kendra masih senang memercayai hal seperti itu. Setiap tabloid ibunya datang, hal pertama yang Ia lakukan adalah melihat ramalan zodiaknya hari ini. Kali ini ramalan mengatakan bahwa hari Kendra akan menjadi hari yang menyenangkan.

“Menyenangkan?” Ia bertanya pada dirinya sendiri.

“Baguslah, itu berarti hari ini akan menjadi hari yang mudah, bukan?”

Ia merasa percaya diri tentang ramalan itu. Ia sangat yakin bahwa apa yang dikatakan ramalan itu adalah benar. Dengan santainya, ia berniat berangkat lebih siang menuju sekolah. Ia memilih melanjutkan mengeksplor isi tabloid ibunya dan membaca semua ramalan hingga selesai.

“Bunda, Kendra berangkat!”

“Tidak ada pelukan untuk Bunda pagi ini?” Bunda pura-pura merajuk. Cium tangan dan pelukan sebelum berangkat sekolah di pagi hari sudah menjadi tradisi Bunda dan Kendra sedari kecil. Meski kini Kendra sudah beranjak remaja.

“Kemarilah, Bun.”

Pelukan hangat dari Kendra melingkupi tubuh Bunda. Kini, Kendra sudah diperbolehkan Bunda untuk pergi. “Bukankah kau akan terlambat masuk sekolah? Lihat, sudah jam berapa ini?”

“Tenang saja, Bun. Ramalan mengatakan bahwa hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan. Itu berarti apapun yang aku lalui hari ini akan menjadi ringan dan mudah!”

“Kau masih saja membaca ramalan-ramalan di tabloid Bunda? Ken, sudah berapa kali Bunda peringatkan, mempercayai hal seperti itu tidak benar. Kau hanya membuang-buang waktu membacanya. Sebab yang kau dapatkan hanyalah kebohongan.”

“Bunda tahu apa yang sebenarnya terbuang? Waktuku. Waktuku terbuang untuk mendengarkan nasihat Bunda yang selalu seperti itu. Aku hanya senang melakukannya, Bunda. Tidak merugikan siapapun”

Bunda hanya bisa terdiam mendengar jawaban dari Kendra. Setiap membahas perkara ini, Bunda merasakan kesedihan. Anaknya, Kendra, sangat sayang dan patuh kepada dirinya. Namun di beberapa waktu, terkadang ia suka bersikeras dengan kemauannya dan tidak mau mendengarkan nasihat sang Bunda. Pada akhirnya Bunda hanya bisa selalu mendoakannya agar kelak Ia menjadi orang yang sukses dan selalu diterima di lingkungannya.

“Tak apa, ia akan belajar dari pengalaman”, gumam Bunda setelah Kendra pergi.

***

Berhasil mendapatkan tempat duduk. Bis pada Hari Kamis ini cukup penuh. Semua orang terlihat tergesa-gesa mengejar waktu yang tak bisa berhenti. Mereka semua tampaknya sama, memohon dalam hati agar tidak terlambat hari ini. Sebagian orang khawatir akan dimarahi atasannya jika terlambat, sebagian lagi khawatir akan dihukum oleh guru mereka yang galak jika datang telat.

Namun, berbeda dengan Kendra. Ia merasa sangat santai walau saai ini waktu sudah menunjukkan pukul 6:55 dan itu artinya gerbang sekolah akan ditutup.Benar saja, sesampainya di depan sekolah, gerbang sudah tertutup sempurna. Sial, gumam Kendra. Ia mulai menggerutu di dalam hati. Sekarang Ia harus bersiap menanggung hukuman yang akan diberikan oleh gurunya.

Jam istirahat tiba. Kendra teringat tentang ramalan yang ia baca pagi tadi. Kalimat itu terulang lagi di kepalanya, bahwa hari ini akan menyenangkan. Kendra berfikir, bagaimana jika ia gunakan kesempatan ini untuk mengungkapkan perasaannya kepada sang pujaan hati? Ia tidak ingin menyia-nyiakan hari yang menyenangkan ini.

Tanpa rasa ragu, ia menghampiri wanita pujaan hatinya, Maryam. Kebetulan, hari ini Maryam sedang duduk di bangku seberang Kendra. Dengan perlahan, Kendra menghampiri Maryam dan duduk di sebelahnya. Kendra memutuskan untuk menyanyikan lagu ciptaan Payung Teduh yang berjudul Untuk Perempuan Yang Sedang Di Pelukan serta membawa sekuntum mawar kesukaan Maryam. Dengan gitar kebanggannya, ia mulai bernyanyi,

“Hanya ada sedikit bintang malam ini, mungkin karena kau sedang cantik-cantiknya…..”

Namun, tak lama kemudian Maryam beranjak dari tempat duduknya menjauhi Kendra. Alih-alih senang, Maryam merasa sangat malu hingga akhirnya semua tak berakhir sesuai rencana Kendra.

“Apa yang sebenarnya kau lakukan, Kendra? Jangan membuatku malu”

“Aku hanya mencoba menyatakan perasaanku”

“Tidak, pergilah!” Maryam menolak Kendra di tengah keramaian kelas. Beberapa temannya menyaksikan kejadian tersebut sehingga membuat Kendra malu tak karuan.

Kendra melanjutkan harinya di sekolah dengan penuh rasa sedih. Ketika jam pulang, Ia memutuskan untuk segera pulang. Sesampainya di rumah, semua hal yang Ia lakukan tiba-tiba berantakan. Mulai dari telur yang ia masak jatuh ke lantai hingga tempat tidur yang akan ia gunakan untuk beristirahat dari hari yang menyebalkan ini malah dikotori dengan kotoran kucingnya sendiri.

***

Malam hari tiba. Baru tadi pagi Ia merasakan senang yang luar biasa. Sekarang yang Ia rasakan hanyalah rasa sakit dan lelah. Ia memanggil Bunda agar masuk ke kamarnya. Ia memutuskan untuk melepas penatnya bersama Bunda.

“Sepertinya benar apa yang Bunda katakan.”

“Ada apa, Ken?”

“Sepertinya benar, aku tidak seharusnya memercayai ramalan bohong itu.”

“Kan sudah Bunda bilang. Omong-omong, apa yang terjadi?”

Kendra lalu menceritakan kejadian hari ini secara rinci. Mulai dari dirinya yang dihukum oleh Pak Guru karena telat hingga kekesalannya pada si kucing yang membuat harinya semakin buruk. Tentu saja, tak lupa juga perihal penolakan dari sang pujaan hati.

“Hahaha, tidak papa, Ken. Anggap saja semua sebagai ladang pembelajaran. Mulai sekarang jika Bunda beri nasehat, didengar, ya?”

“Semua ramalan yang kamu baca itu adalah kebohongan. Lalu mengapa ramalan yang lalu terasa benar? Karena kau sendiri yang terlalu mempercayainya sedangkan semua kejadian yang terjadi hanyalah kebetulan. Mulai sekarang berhenti membaca untuk ramalan-ramalan itu, ya?

Kendra hanya bisa mengangguk sembari memeluk bundanya. Ia diam-diam menangis di pelukan Bunda.

“Maaf ya, Bunda. Tadi pagi Kendra mengatakan hal yang tidak sepantasnya.”

“Tidak apa-apa, Ken. Sudah Bunda maafkan. Sekarang, tidurlah. Besok kau harus sekolah. Istirahatkan pikiranmu. Bunda akan matikan lampunya.”

Bunda berjalan keluar kamar dan mematikan lampu kamar Kendra.

---

Pucukmera.id – Sebagai media anak-anak muda belajar, berkreasi, dan membangun budaya literasi yang lebih kredibel, tentu Pucukmera tidak bisa bekerja sendirian. Kami membutuhkan dukungan dan kolaborasi dari semua pihak. Untuk itu, kami merasa perlu mengundang tuan dan puan serta sahabat sekalian dalam rangka men-support wadah anak muda ini.

Tuan dan puan serta sahabat sekalian dapat men-support kami melalui donasi yang bisa disalurkan ke rekening BNI 577319622 a.n Chusnus Tsuroyya. Untuk konfirmasi hubungi 085736060995 atau email sales@pucukmera.id.