Di balik deretan pertokoan dan bangunan yang menjulang tinggi, Kota Malang menyimpan warisan sejarah yang cukup menarik, yakni Kampoeng Heritage Kayutangan. Kampung dengan bangunan rumah yang bernilai sejarah itu telah berdiri sejak tahun 1870 dan masih kokoh serta terawat hingga sekarang.
Ketika kami menginjakkan kaki di Kampung Kayutangan , nuansa kota sekaligus desa begitu kuat, seakan-akan bercampur menjadi satu. Kami, seolah-olah merasa dibawa kembali pada suasana Kota Malang tempo dulu.
Nah, untuk netizen sekalian, kalau mau masuk ke kawasan Heritage Kayutangan, anda bisa masuk melalui beberapa pintu masuk. Pertama, Gang Es Talun. Jika anda masuk melalui Gang Es Talun, anda akan langsung bertemu dengan spot foto selfie yang beken banget. Menarik, kan? Bagi anda yang gemar selfie, kayaknya cocok masuk lewat pintu ini.

Kedua, tuan dan puan bisa masuk lewat Jalan Semeru. Atau, ketiga, pilihan terakhir, pengunjung bisa masuk lewat lorong di Gang 4 atau Gang 6. Kalau masuk lewat dua lorong itu, anda akan disuguhi deretan rapi rumah tua yang keren sekali.
Ketika tim Pucukmera menyusuri jejak artistik Kampung Kayutangan, kami merasakan sensasi unik yang menyenangkan. Apalagi, kondisinya, meski padat tetapi tetap bersih, sehingga membuat perjalanan semakin nyaman.
Sambutan hangat warga kampung melengkapi perjalanan, sekaligus menjadi pemandu perjalanan. Keramahan warga membuat rasa khawatir tersesat dalam perjalanan hilang seketika.
Kampoeng Heritage Kayutangan yang baru saja diresmikan di bulan April 2018, menawarkan destinasi perjalanan khas dengan rumah-rumah tua yang sudah berumur dan terletak di perkampungan yang padat.

Di Gang 6, anda akan disuguhi keunikan rumah penghulu, rumah jenki, taman dolanan permainan jadul, hingga spot foto yang ciamik. Dan, yang tak kalah menarik, anda akan disuguhi pemandangan asli Pasar Krempyeng yang merupakan pasar kuno di tengah perkampungan.

Bila menelusuri lebih dalam, anda akan menemukan beberapa rumah tua lain dengan gaya arsitekturnya yang lebih keren, seperti rumah punden, rumah jacoeb, gubuk ningrat, rumah jamu, dan beberapa rumah cagar budaya lainnya.
Selain rumah tua, anda akan menemui Kali Kerangken yang membelah Kampung Kayutangan. Konon, sungai kecil itu sudah dibangun sejak zaman Belanda. Nah, saat tim Pucukmera berkunjung, kali yang bersih itu ramai jadi spot foto oleh para pengunjung.

Barang-barang unik dan klasik juga dapat anda jumpai pada pintu masuk talun. Mulai mesin ketik, lampu hingga peralatan dapur tempo dulu. “koleksi barang antik ini menjadi nilai tambah dalam foto” ucap khamid, pengunjung asal pulau Bali.


Wilayah Heritage Kayutangan yang cukup luas, akan menguras banyak tenaga dalam perjalanan. Jangan lupa siapkan bekal, atau anda bisa membeli pada toko yang terdapat di dalam kampung. Untuk mendapat suasana yang sejuk, berkunjunglah pagi atau pun sore hari.

Terakhir, tim pucukmera melihat, Kampung Kayutangan adalah potensi lokal yang menarik untuk didukung dan dikembangkan dengan baik. Sebab, pengunjungnya juga cukup banyak. “Hari biasa bisa mencapai 30 pengunjung untuk pintu gang 6. Kalo weekend bisa 100 lebih pengunjung” tegas Pak Anca kembali.
Ini semua adalah warisan menarik yang ada di Kota Malang. Selamat berkunjung. []
