Puasa Media Sosial dan Proteksi Diri Terhadap Corona


Abie Dhimas Al Qoni Fatarrudin


Sekarang ini dunia sedang mengalami bencana besar akibat merebaknya pandemi virus corona. Virus ini muncul sekitar bulan Desember 2019 di Wuhan, Cina. Kemudian menyebar dengan cepat keseluruh dunia dalam beberapa bulan berikutnya. Wuhan sebagai wilayah pertama yang terdeteksi virus tersebut, lalu menerapkan kebijakan untuk mengunci kota dari segala aktivitas warganya. Warga Wuhan tidak boleh keluar rumah dan harus tetap tinggal dirumah. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus corona. Obat untuk menyembuhkan penyakit akibat virus corona ini belum ditemukan sampai sekarang.

Virus corona menginfeksi siapapun orangnya tanpa pandang bulu. Terbukti beberapa artis dan atlet sepakbola dunia terinfeksi virus ini. Padahal mereka rajin berolahraga dan secara otomatis memiliki sistem imunitas yang tinggi. Pejabat negara sekelas wakil presiden dan menteri juga terinfeksi virus ini. Virus corona menginfeksi saluran pernapasan manusia dan penularannya lewat kontak langsung seperti sentuhan. Oleh karena itu dianjurkan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer dan menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti masker.
Indonesia juga tidak luput dari serangan virus corona. Tanggal 2 Maret 2020 diumumkan sebanyak dua orang warga Indonesia terinfeksi virus ini. Sampai tanggal 23 Maret 2020, orang yang terinfeksi virus corona menyentuh angka 579 kasus, 49 meninggal dunia dan 30 sembuh. Angka tersebut menandakan bahwa, case fatality rate (CFR) atau tingkat kematian akibat virus corona di Indonesia sangat tinggi didunia. Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta merupakan wilayah paling tinggi kasus penyebaran virus corona.

Untuk mengurangi dampak penyebaran virus ini, maka pemerintah dibeberapa provinsi di Indonesia seperti DKI Jakarta mengambil kebijakan untuk menutup tempat pariwisata, mengganti jam pelajaran dan kuliah lewat media daring, mengimbau warganya untuk bekerja dirumah. Selain DKI Jakarta, beberapa daerah seperti Jawa Tengah (Jateng), Jawa Timur (Jatim), Jawa Barat (Jabar), Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan provinsi lain di Indonesia juga melakukan hal yang sama. Acara-acara yang menciptakan kerumunan atau keramaian diberbagai daerah ditunda untuk sementara waktu. Hal tersebut dilakukan agar virus corona tidak menyebar dengan cepat.

Sejak munculnya pandemi virus corona, aktivitas masyarakat dibatasi. Dampaknya jalanan menjadi sepi. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah antisipasi pencegahan agar virus ini tidak menyebar dengan cepat. Oleh karena itu, masyarakat harus tetap dirumah dan memberikan jeda kepada Bumi untuk beristirahat dari segala aktivitas manusia.

Puasa Media Sosial


Kemajuan teknologi dan informasi telah banyak membantu manusia dalam berkomunikasi dengan jarak jauh. Informasi sangat mudah didapatkan diera sekarang ini. Begitupun dengan informasi seputar virus corona, mulai dari cara pencegahannya, penularannya, persebaran diberbagai belahan dunia sampai kebijakan pemerintah untuk menanggulangi virus ini. Media di Indonesia banyak sekali memberitakan mengenai virus ini.

Informasi yang sangat banyak tersebut dapat membuat orang menjadi waspada sekaligus takut. Ketakutan karena banyaknya informasi seputar virus corona, membuat seseorang akan selalu berpikir mengenai dampak dari virus ini. Ditambah lagi tidak bisa lepas dari handphone dan media sosial. Ketika dipikiran seseorang hanya berisi tentang virus corona, akibatnya dia akan mengalami stres dan daya imunitas menjadi turun atau jelek. Stres tersebut bisa disebabkan selalu mengaitkan segala aktivitas dengan virus corona. Selain itu, misalnya ketika sedang flu biasa dan bisa sembuh dalam beberapa hari lalu dikaitkan dengan virus corona. Hal-hal seperti itulah yang bisa menyebabkan stres itu muncul.

Mengurangi aktivitas bermedia sosial atau puasa media sosial diperlukan agar tidak terjadi stres. Informasi tentang virus corona memang penting, tetapi jika diakses secara terus menerus dan berlebihan akibatnya tidak baik. Aktivitas bermedia sosial dapat dikurangi dengan mematikan atau tidak menggunakan internet dalam beberapa jam. Penggunaan media sosial juga perlu direm untuk memberikan jeda sejenak.

Era saat ini memang mengharuskan orang untuk cepat, tetapi kecepatan tersebut harus diimbangi dengan kelambatan. Salah satunya lewat puasa media sosial. Puasa media sosial ini berguna untuk mengurangi kelambatan, sebab waktu selama puasa media sosial tersebut dapat kita gunakan untuk membaca buku dan memperdalam keilmuan. Pandemi virus corona telah memberikan pelajaran kepada kita bahwa mengakses informasi tentang virus corona secara berlebihan dapat menyebabkan kesehatan tubuh terganggu. Maka dari itu, akses informasi dilakukan seperlunya saja.


What's your reaction?
0Suka0Banget
Show CommentsClose Comments

Leave a comment