Ahmad Soleh
Pengrajin puisi sejak SMA
I
Aku petani kata.
Kubuat gurat-gurat makna.
Di ladang luas itu.
Tanah landai yang subur.
Hijau dirimbun metafora.
Drainase kesunyian.
Mengalirkan aku.
Ke celah-celah pematang.
Tempat tumbuh.
Rerupa alang-alang.
II
Aku petani kata.
Cangkulku siap mencucuk.
Sampai dalam.
Menggemburkan yang padat.
Menyuburkan yang hiam.
Membunciskan makna dalam-dalam.
Kepadamu.
Kepada tanah itu.
Ia akan mengakar.
Ia akan mencakar.
III
Aku petani kata.
Puisiku ladang kata-kata.
Saban pagi kupergi ke sana.
Kucangkul tanahnya.
Kuberi lubang kecil-kecil.
Kutanam kisah kecil-kecil.
Bibit-bibit pikiran.
Bibit kegelisahan.
Yang terhampar.
Kelak menghijaukan.
Menyegarkan.
Menggerakkan.
IV
Di ladang itu akan tumbuh.
Pohon bahasa.
Bertunas.
Berbunga.
Lalu berbuah.
Tak berapa lama.
Ia akan ranum.
Tentu baunya harum.
Ya, wanginya sedang kau cium.
Hiruplah dalam-dalam.
Nikmati.
V
Lalu tumbuhlah huma.
Tunaslah pisang raja, pepaya,
dan aneka buah.
Kelak akan kau santap.
Saban pagi.
Memberimu energi.
Menghadapi hari-hari.
Yang hening sepi.
VI
Lalu tumbuhlah cabai merah segar.
Tumbuhlah tomat, terong,
dan aneka lalapan.
Kelak bangkitkan selera makanmu.
Yang mulai loyo didera harapan.
Yang mulai gemetar.
Sebab honor belum dibayar.
VII
Makanlah jangan malu-malu.
Segala hasil berkebunku.
Depok, 27 September 2021
Pucukmera.id – Sebagai media anak-anak muda belajar, berkreasi, dan membangun budaya literasi yang lebih kredibel, tentu Pucukmera tidak bisa bekerja sendirian. Kami membutuhkan dukungan dan kolaborasi dari semua pihak. Untuk itu, kami merasa perlu mengundang tuan dan puan serta sahabat sekalian dalam rangka men-support wadah anak muda ini.
Tuan dan puan serta sahabat sekalian dapat men-support kami melalui donasi yang bisa disalurkan ke rekening BNI 577319622 a.n Chusnus Tsuroyya. Untuk konfirmasi hubungi 085736060995 atau email sales@pucukmera.id.
1 Comment
binance Register
Your point of view caught my eye and was very interesting. Thanks. I have a question for you.