Perjuangan Tomo

Lusi Hanasari
Anggota komunitas menulis COMPETER


Suatu hari hiduplah seorang petani yang memiliki peternakan keledai di pekarangan rumahnya. Seperti pagi-pagi sebelumnya, ia menggembalakan keledai-keledai tersebut di padang rumput tak jauh dari peternakan. Angin berembus sepoi-sepoi. Sang petani tertidur dibawah pohon tak jauh dari para keledai yang sedang sibuk menikmati rerumputan hijau nan segar. Di sisi lain padang rumput, sekawanan keledai lain memilih berjalan-jalan mengelilingi padang rumput dan menikmati hamparan kehijauan yang luas.

Tersebutlah Tomo, salah satu dari kawanan keledai tersebut. Tomo adalah keledai yang memiliki ukuran tubuh paling kecil diantara semua keledai. Karena kekurangan fisiknya, Tomo seringkali menjadi bahan olok-olok. Akhirnya, Tomo lebih senang menyendiri daripada bergaul dengan teman-temannya.

Saat melewati pintu masuk sebuah hutan, dalam pikiran Tomo tiba-tiba terbesit niat untuk memasuki hutan lebih dalam. Ia ingin membuktikan bahwa berani dan bisa berdiri sendiri tanpa seorang teman. Di dalam sana ia juga tidak perlu lagi mendapat hinaan dan ejekan. Tomo mulai memasuki hutan dan melihat ke sekeliling. Terlihat pohon-pohon besar menjulang tinggi dan bermacam tanaman pakis tumbuh liar di beberapa sudut hutan.

Ia merasakan kenikmatan saat memakan rerumputan hutan sampai-sampai perutnya kekenyangan. Angin berdesir dengan sejuk membuat Tomo terkantuk di bawah rindang pepohonan. Ia terlelap begitu saja tanpa merasa ada bahaya di sekelilingnya. Waktu berlalu dengan cepat. Sinar matahari mulai hilang dan Tomo masih terlelap.

“Kreskkkk, Kreskkkk.”

Terdengar suara dari belakang rerimbunan semak. Seekor binatang buas tengah mengawasi Tomo diam-diam. Mendengar suara tersebut, seketika Tomo terbangun. Ia baru menyadari hutan semakin gelap. Jika tidak segera keluar, dirinya bisa tersesat.

Tepat ketika Tomo mulai melangkahkan kaki, terdengar auman yang sangat keras. Tomo merasa takut. Ia berlari cepat. Tiba-tiba seekor macan muncul di belakang Tomo dan berlari mengejarnya. Tomo berusaha sekuat tenaga untuk berlari. Pikirannya kalut dan air matanya mulai berlinang. Ia harus berjuang sendirian dengan dua pilihan. Hidup atau mati. Tidak ada tempat bersembunyi yang aman sampai ia mendapati sebuah sumur tua. Jarak mereka semakin dekat . Tak ada jalan lain kecuali Tomo harus meluncur ke dalam sumur.

Sang macan mendengus sebal karena tidak berhasil mendapatkan mangsa. Di dalam sumur Tomo terus menangis. Sumur yang gelap dan sempit membuatnya tidak bisa melihat apa-apa. Ia mencoba mencari jalan keluar tetapi hasilnya nihil. Tidak ada satu pun alat yang bisa digunakan untuk keluar dari sumur. Tomo mencoba memanjat dinding-dinding sumur namun kakinya selalu terpeleset.

Usaha Tomo tidak berhenti sampai disitu. di situ. Ia mencoba melompat setinggi mungkin dan meringkik dengan suara paling keras. Berharap makhluk yang melintas di sekitar sumur, bisa menolongnya. Namun semuanya sia-sia. Tomo kelelahan dan memutuskan untuk beristirahat. “Mungkin aku akan terjebak selamanya di sumur ini” Desah Tomo dengan nafas yang masih terengah-engah. Harapannya untuk keluar mulai terkikis.

Di tengah keheningan, Tomo meratapi nasibnya. Mulai dari tubuhnya yang dilahirkan berbeda, kesialannya bertemu sang macan, sampai ia yang harus terjebak di dalam sumur. Tak berselang lama, Tomo juga menyadari kesalahannya. Hanya karena menuruti ego agar mendapat pengakuan dari teman-temannya, ia tidak berfikir dua kali dalam melakukan sesuatu. Lain kali, masalah bukan untuk dihindari tetapi untuk dihadapi, ujarnya pada diri sendiri.

***

Sinar fajar menyapa bumi perlahan. Tomo mulai lapar dan kehausan. Namun disekelilingnya hanya terdapat tanaman-tanaman pakis kecil dan lumut yang menempel di dinding sumur. Tak ada pilihan. Ia memakannya dengan lahap. Selepas makan, ia mengumpulkan tenaga untuk kembali  melompat setinggi mungkin. Berharap ada makhluk di sekitar sumur yang bisa menolongnya keluar. Ia terus berusaha.

Sementara itu di peternakan, sang petani merasa ada yang aneh ketika hendak pergi ke padang rumput. Akhirnya ia memeriksa semua keledai dan ia mendapati keledai kecilnya tidak ada. Ukuran  tubuh Tomo yang berbeda dari keledai lainnya membuat  sang petani langsung menyadari keledai kecilnya telah hilang. Sang petani memutuskan untuk mencari di sekitar padang rumput.

Waktu berlalu. Sang petani mulai panik dan putus asa karena tak kunjung menemukan Tomo. Sang petani mulai mencari Tomo di dalam hutan. Setelah masuk cukup dalam, petani mendengar sayup-sayup suara seekor keledai. Ia mencoba menelusuri sumber suara. Dan sampailah sang petani di sumur tua.

Sang petani menengok kedalam sumur dan terkejut. ia menemukan Tomo sedang melompat-lompat  mengeluarkan suara ringkikan yang sangat keras. “Aku akan menolongmu keledai kecil, tunggulah disana.” Sang petani setengah berteriak.

Seutas tali ia  julurkan ke dalam sumur. Melalui bahasa tubuh, Petani itu memberi arahan Tomo untuk menggigit tali tersebut. Tomo mencoba mengikuti arahannya. Ketika tali sudah tergigit, sang petani menarik tali agar Tomo bisa keluar. Usaha yang dilakukan petani sia-sia. Setengah perjalanan, Tomo terjatuh. Tarikan kuat petani justru membuat gigi Tomo kesakitan dan melepaskan gigitannya.

Tomo hampir menyerah karena giginya terasa teramat sakit. Rupanya sang petani harus mencari jalan lain untuk menolong keledainya. Berbagai cara dilakukan sang petani untuk menolong Tomo namun tak satu pun membuahkan hasil. Sinar matahari mulai meredup. Sang petani sangat lelah dan tak tahu apa yang harus dilakukan. Ia memutuskan untuk kembali ke peternakan sebelum hutan benar-benar gelap. Sebelum pulang ke peternakan, sang petani melempar sekarung rumput untuk bekal Tomo di dalam sumur agar ia tidak kelaparan.

Tiga hari berlalu. Tomo semakin kurus dan lemah. Tomo terdiam dan melamun memandangi dinding-dinding sumur. Ia sudah kehilangan harapan untuk bertahan. Ia mengerti bahwa setiap hari sang petani berusaha keras menolongnya namun semua usaha yang dilakukan sia-sia. Petani pun mencoba mengikhlaskan Tomo. Sedang Tomo hanya bisa pasrah dan berdoa kepada sang Pencipta. Apapun yang terjadi ia akan menerima dengan lapang dada.

Hari keempat, tiba-tiba segunduk tanah di lemparkan kedalam sumur. Tomo menengok keatas. Ternyata sang petani dan penduduk memasukkan berkarung-karung tanah didalam sumur dengan tujuan menutup lubang sumur agar tidak ada lagi hewan yang bisa terjebak. Tomo  berloncatan agar tanah tidak mengenainya. Saat itu pula, Tomo mendapat ide. Dengan penuh kesabaran, Tomo menunggu gundukan tanah menjulang tinggi dan menjadi pijakan baginya untuk keluar dari lubang sumur.

Tomo sampai di atas. Sang petani dan penduduk terkejut melihat Tomo bisa keluar dari lubang sumur. Mereka kira Tomo sudah mati kelaparan di dalam. Sang petani dan penduduk merasa bangga padanya. Mereka membelai kepala Tomo dan segera memberinya banyak makanan. Sesampainya di peternakan, Tomo disambut hangat. Ia menceritakan pengalamannya kepada seluruh penghuni peternakan. Setelah mendengar kisah Tomo, semua temannya merasa senang dan bangga. Berkat musibah yang menimpa, Tomo mendapat pelajaran yang berharga. Apapun masalah yang dilalui, dan seberapa besar rintangannya, pasti ada jalan keluar. Kesabaran dan keberanian nantinya juga akan memberi kita sebuah keajaiban.


Pucukmera.id – Sebagai media anak-anak muda belajar, berkreasi, dan membangunkk budaya literasi yang lebih kredibel, tentu Pucukmera tidak bisa bekerja sendirian. Kami membutuhkan dukungan dan kolaborasi dari semua pihak. Untuk itu, kami merasa perlu mengundang tuan dan puan serta sahabat sekalian dalam rangka men-support wadah anak muda ini.

Tuan dan puan serta sahabat sekalian dapat men-support kami melalui donasi yang bisa disalurkan ke rekening BNI 577319622 a.n Chusnus Tsuroyya. Untuk konfirmasi hubungi 085736060995 atau email sales@pucukmera.id.


What's your reaction?
0Suka0Banget
Show CommentsClose Comments

1 Comment

  • sign up binance
    Posted April 8, 2025 at 3:58 am 0Likes

    Thank you for your sharing. I am worried that I lack creative ideas. It is your article that makes me full of hope. Thank you. But, I have a question, can you help me?

Leave a comment