Nestapa Alam

Vella Rohmayani
Dosen di Universitas Muhammadiyah Surabaya

Berakhir pada nestapa
Menjadi sumber malapetaka
Ia kini tak lagi ramah
Berpuluh masa ia tersiksa dan kini balik menyiksa
Ada harap pada setiap hela nafas
Namun harap yang tak beraksi
Akankah itu berarti

Akibat sudah tampak di pelupuk mata
Namun seolah kita telah buta
Padahal ia juga punya paradigma
Ia juga bisa marah

Entahlah…
Tak pakai hati atau memang tak ada hati
Kita butuh ia untuk selalu ada
Menjadi penopang segala butuh agar dapat terus menyambung nyawa
Seharusnya kita berkawan
Saling menjaga bukannya menyiksa
Saling mengasihi bukan tidak peduli

Kita terlalu lambat untuk mengerti
Bahwa ia telah begitu tersakiti
Kita yang selalu meminta
Kita yang hanya terus menerima
Kita pula yang terus-menerus menyiksanya
Ia terus dicerca
Hingga palung terdalam dirinya

Ia kini telah sakit
Ia juga telah mengirim kabar
Namun kita masih saja abai
Kita masih tak peduli
Kita bahkan belum sadar untuk segera memperbaiki relasi
Bahkan kita masih menyiksanya hingga kini
Terus mengambil lebih darinya
Kita masih membuat beribu rencana yang mengabaikan keberlangsungannya
Tak peduli seberapa sakit yang telah ia rasa

Saat sampai pada ambang batas
Ketika ia tidak lagi dapat memberi
Ketika ia hanya bisa berbagi perih
Mungkin barulah kita sadari
Bahwa tak akan mungkin dapat hidup tanpanya


Pucukmera.ID – Sebagai media anak-anak muda belajar, berkreasi, dan membangun budaya literasi yang lebih kredibel, tentu Pucukmera tidak bisa bekerja sendirian. Kami membutuhkan dukungan dan kolaborasi dari semua pihak. Untuk itu, kami merasa perlu mengundang tuan dan puan serta sahabat sekalian dalam rangka men-support wadah anak muda ini.

Tuan dan puan serta sahabat sekalian dapat men-support kami melalui donasi yang bisa disalurkan ke rekening BNI 577319622 a.n Chusnus Tsuroyya. Untuk konfirmasi hubungi 085736060995 atau email sales@pucukmera.id

What's your reaction?
0Suka0Banget
Show CommentsClose Comments

Leave a comment