PUCUKMERA – Sering sekali kita mendengar suatu larangan yang membuat wanita zaman sekarang hanya bisa diam dan membelenggu dirinya dalam tabir. Membuat semua yang berbau perkumpulan dan organisasi dijauhi karena takut terlalu bergaul berlebihan dengan laki-laki ataupun menjadi fitnah masyarakat.
Memang, menjadi seorang muslimah adalah kodrat wanita dalam agama Islam. Ketika banyak perspektif dan aturan seperti yang di firmankan Allah SWT dalam surat A-Ahzab ayat 33 “Dan tinggallah kalian didalam rumah-rumah kalian….” , bukan berarti sebagai kaum hawa hanya bisa diam dan perpangku tangan didalam rumah. Lebih daripada itu, wanita juga masih memiliki tanggung jawab untuk mencari ilmu untuk diri sendiri maupun anak-anaknya kelak apabila sudah berkeluarga. Bahkan, dikisahkan seorang mujahidah yang amat tangguh yakni Ummu Ummaroh, dia adalah salah satu sahabat nabi yang ikut berperang. Meskipun dia adalah seorang wanita tapi semangat untuk membela dan melindungi Rasulullah sangatlah besar. Ini terbukti ketika perang Uhud dia mendapat 20 lebih tusukan pedang dan tombak.Dengan keadaan tersebut Ummu Ummaroh masih saja menyembunyikan luka-lukanya dari Rasulullah, karena dia tidak ingin beliau bersedih. Dan dia termasuk salah satu dari 70.000 sahabat Nabi yang dijamin masuk surga.Siapa juga wanita yang tidak mau masuk surga? Pasti, setiap muslimah ingin sekali menjadi penghuni surga bersama Baginda Rasulullah dan para sahabat yang lain.
Meskipun zaman sekarang bukanlah zaman perang seperti zaman Rasulullah, tapi menjadi mujahidah tidaklah harus dengan ikut berperang ke medan peperangan. Dengan menjadi aktivis, sebagai wanita bisa menjadi mujahidah moderen yang bisa memberdayakan kaum hawa (bisa dibilang mujahidah modern ala-ala aktivis gitu…). Nah, jangan takut tuh bagi para mahasiswi maupun remaja yang ingin jadi aktivis.Menjadi aktivis bukanlah hanya ikut rapat dan ngobrol dengan lawan jenis kok!. Tapi, sebagai kaum hawa juga harus bisa belajar memahami dan menjaga diri sesuai dengan batasan-batasannya. Tetap ingat tujuan dan niat kaum hawa menjadi aktivis itu karena ingin berjuang menuju jalan Allah. Saat menjadi aktivis bukan berarti kita tidak bisa berdakwah. Justru menjadi aktivis merupakan majelis untuk mengadakan kajian atau seminar tentang keislaman, yang mana kita bisa menghadirkan pembicara atau ustadz yang mampu memberi semangat terhadap kaum muslim dan muslimah.Selain itu, apabila semua kaum wanita hanya berpangku tangan, lantas siapa yang akan bertanggung jawab dan menjadi pioner perubahan untuk kaum hawa yang tertindas oleh kaum laki-laki?. Tidak bisa dipungkiri bahwa, kejahatan atau kriminalitas menjadi sorotan penting di zaman sekarang contohnya adalah kasus pemerkosaan, pencabulan atau bahkan kekerasan rumah tangga yang sering diberitakan di media-media.
Disitulah peran seorang aktivis wanita dibutuhkan untuk melindungi kaum hawa dan memberi arahan kepada masyarakat luas bahwa wanita harus dihargai dan dihormati. Di Indonesia, kaum hawa juga didukung oleh undang-undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang pengesahan konvensi penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap perempuan. Ini salah satu latar belakang yang menjadi titik perjuangan kita sebagai kaum hawa untuk bisa menjadi kaum yang dirindukan surga. Dan yang bisa menjadi agen perubahan kaum hawa yang kurang mendapat keadilan.
Maka dari itu, semua wanita bukanlah fitnah yang harus di tiadakan dari muka bumi ini. bukan berarti larangan yang ada harus diabaikan, tapi jadikan larangan yang ada menjadi patokan gerakan wanita agar tetap sesuai dengan batasan dan tetap berada dijalan yang diridhoi Allah. Sehingga dengan berjuang dan saling mengingatkan, wanita merupakan salah satu makhluk yang bisa menjadi Mujahidah modern yang berpeluang juga untuk masuk surga. Tunggu apalagi para aktivis wanita. Yuuk berkarya….
Oleh:Khairun Nisa
Editor: Mufardisah
Ilustrator: Didin