Nindia Syamsi
Redaktur Pucukmera.id
PUCUKMERA.ID – Cinta menjadi inspirasi banyak seniman dalam menciptakan karya seninya. Maka tak heran, cinta telah berkali-kali diabadikan dalam jutaan puisi, lagu, serta lukisan dari zaman dahulu kala sampai sekarang. Romansa memang selalu menarik untuk dibicarakan. Karena cinta melekat dan menjadi bagian dari diri manusia itu sendiri. Mulai dari cinta kepada Tuhan, orang tua, keluarga, sesama, sampai cinta kepada alam atau makhluk hidup lainnya.
Di Februari, terdapat sebuah momen peringatan Hari Valentine yang dirayakan oleh sebagian orang. Oleh karena itu, Februari identik dengan bulan kasih sayang. Di bulan ini pula, kami, teman-teman dari tim redaksi, akan berceloteh untuk membagikan perspektif kami perihal cinta lewat lima pertanyaan yang sudah disepakati.
Tentang pertama kalinya kami mengerti dan merasakan cinta. Tentang bagaimana kami jatuh cinta; tentang menyikapi perbedaan dalam mencintai Tuhan, orang tua, serta pasangan; tentang kisah cinta yang inspiratif; dan pelajaran terbaik tentang cinta yang kami punya.
Didin Mujahidin
1. Kapan pertama kali kamu mengerti dan merasakan cinta?
Bagi saya, pertama kalinya mengerti cinta ketika remaja. Mungkin tepatnya saat melihat mata Ibu dan mendengarkan ceritanya tentang bagaimana beliau membesarkan anaknya. Sejak saat itulah saya baru tersadar, merasakan dan mengerti cinta. Terlepas dari tanggung jawab orang tua pada anaknya, perhatian Ibu yang tiada habis merupakan kesungguhan, keihlasan terkait cintanya pada buah hati.
2. Bagaimana kamu tahu ketika kamu benar-benar sedang jatuh cinta?
Sebelum masuk pada jawaban, saya hendak mendefinikan cinta terlebih dahulu. Cinta itu membahagiakan sekaligus menggilakan. Membahagiakan bukan berlaku untuk hubungan pada seseorang saja. Cinta yang sesungguhnya akan membawa kebahagian dalam semua hubungan, baik hubungan dengan alam semesta seisinya hingga dengan Tuhan. Dari cinta akan lahir unsur keadilan, kesederhanaan, keberanian dan kebijaksanaan.
Bagi saya, jatuh cinta itu ketika tetap bisa berpikir rasional dan bijaksana. Meski sedang ditampakkan sesuatu yang berkilau, tidak akan mudah terprovokasi. Sebab cinta banyak bentuknya, mulai jasmani dan rohani. Jatuh cinta itu tidak muluk-muluk, tapi sederhana saja.
Saya selalu mencoba meletakkan cinta diantara akal dan hati. Saat saya merasakan jatuh cinta, rasa tenang tetap akan hadir meski hati terus berdebar. Dengan begitu, saya akan tetap mengenal diri sendiri tanpa menjadi orang lain untuk diterima dan terlihat hebat. Saat ketenangan itu hadir, saya bisa membicarakan apa saja dengan penuh kejujuran. Tanpa khawatir sekalipun akan berbagai kemungkinan baik dan buruk.
Saat bertemu orang yang bisa menenangkan, saat itulah saya jatuh cinta.
3. Bagaimana kamu membedakan cinta terhadap Tuhanmu, orang tuamu, dan pasanganmu kelak?
Cinta ya cinta, bagaimanapun tetap cinta, entah kepada Tuhan, orang tua maupun pasangan. Saya meyakini bahwa cinta kepada tiga hal tersebut tak perlu dibedakan. Sebab semuanya saling terhubung, meski letak dan pola hubungannya berbeda.
Bagi saya yang paling penting adalah belajar mencintai, bukan lagi berharap dicintai. Tuhan, orang tua maupun pasangan sudah banyak memberikan cintanya. Tapi, bagaimana bentuk kecintaan kita pada mereka. Sudah benarkah kita mencintainya?
Harus diakui, Tuhan maha pencemburu. Begitu pun makhluknya, sebab ada sifat Tuhan yang melekat dalam makhluknya. Jika semua sudah saling cemburu, guncangan akan segera kita rasakan. Oleh sebab itu, cinta butuh kesimbangan dalam timbangan. Meksi kita tak bisa menjadi orang paling adil di dunia, setidaknya terus mencoba mengusahakan keadilan dan memberi cinta sesuai porsinya.
4. Apa satu kisah cinta yang paling menginspirasi kamu sejauh ini?
Semua kisah cinta selalu menarik. Bahkan yang berakhir pahit sekalipun. Dari berbagai kisah itulah saya belajar dan mendapat inspirasi perihal cinta. Hingga lubang kesalahan dan nilai yang hendak saya ambil sudah saya ketahui terlebih dulu. Meski pada kenyataannya apa yang dipelajari selalu berbeda dengan kondisi yang dialami. Setidaknya sudah ada rambu-rambu yang ada dalam diri.
Sampai saat ini, saya belum memiliki satu contoh pasangan yang paling menarik dalam menjalin cinta. Sebab hanya mengambil sebagian kisah yang relevan. Saya yakin, tidak ada kisah cinta yang sempurna. Apalagi cinta manusia dengan sesama makhluk-Nya.
5. Apa pelajaran terbaik perihal cinta yang anda dapat dari pengalaman pribadi atau sekitar anda?
Cinta seperti dua buah mata pisau. Bisa melukai sekaligus membantu kita menyelesaikan pekerjaan. Sama halnya ketika pertama kali kita belajar memotong menggunakan pisau. Pastinya, sebagian jari pernah tersayat olehnya. Setelah beberapa kali menggunakan, pisau tersebut baru berfungsi maksimal dan banyak membantu menyelesaikan pekerjaan.
Kunci cinta ada pada kejujuran dan penerimaan. Kejujuran adalah simbol yang tidak boleh dilanggar. Jika kita benar-benar merasakan cinta pada siapapun atau sesuatu apapun, pastinya kita tak akan sungkan untuk berbicara jujur sepenuhnya. Memang pahit, tapi itulah bentuk tanggung jawab kita pada cinta. Tak melulu baik dan menyenangkan, tapi kembali lagi, bahwa cinta itu membahagiakan. Termasuk kejujuran yang selalu membawa ketenangan dan kebahagiaan dalam menjalani kehidupan. Sebab dengan jujur, berarti kita menghargai orang yang kita cintai.
Sedang penerimaan bukan berarti menyerah dengan kondisi yang ada. Penerimaan adalah sebuah apresiasi atas pilihan yang telah ditentukan. Semakin menerima apa yang dipunya, nikmatnya akan terus ditambah. Cinta akan terus tumbuh, sejalan dengan penerimaan atas yang dimiliki. Karena merawat lebih sulit dari pada menanam.
Chusnus Tsuroyya
1. Kapan pertama kali kamu mengerti dan merasakan cinta?
Ketika aku beranjak remaja kali, ya. Waktu itu kalau nggak salah sekitar kelas 7 atau kelas 8. Aku mengerti dan merasakan cinta lewat Ibuku. Saat mendengar kabar kalau aku akan dioperasi, apa yang dipikirkan Ibu hanya satu; tidak ingin membiarkan anaknya sendirian. Setidaknya, kata Ibu, Ibu ingin menjadi orang yang bisa diajak berbagi beban untuk dan dengan anaknya. Cinta tanpa syarat, pikirku.
Mungkin, ini kali pertama aku merasakan dan mengerti tentang suatu hal yang biasa kita sebut dengan cinta. Cinta terhadap Ibu kepada anak, dan begitu juga sebaliknya. Itulah seharusnya bagaimana cinta bekerja.
2. Bagaimana kamu tahu ketika kamu benar-benar sedang jatuh cinta?
Sejauh pengalamanku, hal yang menurutku bisa membuat jatuh cinta, simply because every small act or kindness counts. Hal yang membuat kita jatuh cinta sebenarnya dimulai dari hal yang sederhana. Hal yang mungkin kecil, tapi berarti. Tapi, bukan berarti setiap kebaikan kecil dari orang lain membuatku selalu jatuh cinta pada setiap orang, ya. Bukan, bukan itu. Sebelum hal sederhana tersebut muncul, ada satu hal yang terlebih dahulu ada, yakni ketertarikan dan kebiasaan.
Seperti misalnya, dulu aku jatuh cinta dengan seseorang hanya karena tulisannya. Dia kerap membagikan tulisan dan pikirannya kepadaku. Ketika membaca dan menyelami kata-kata yang ditulisnya, aku merasa senang. Seolah-olah aku bisa mengenalnya hanya lewat tulisannya. Atau, seperti sekarang misalnya, aku merasa benar-benar jatuh cinta ketika menemukan orang yang bisa menjadi pendengar yang baik dan menjadi kawan bercerita yang asyik. Lewat cerita-cerita yang aku dan dia bangun, kita akhirnya bisa memupuk perasaan yang sama. Apa yang kita bagi, menimbulkan kesenangan dan ketenangan secara bersamaan.
Maka benar, jika ada pepatah Jawa yang mengatakan, witing tresno jalaran soko kulino. Kebiasan baik, meski kecil sekalipun, jika dilakukan terus-menerus mungkin akan membuat kita merasa benar-benar jatuh cinta. Dan, dari situ pula cinta akan tumbuh.
3. Bagaimana kamu membedakan cinta terhadap Tuhanmu, orang tuamu, dan pasanganmu kelak?
Bentuk cinta terhadap Tuhan dan kepada makhluk-makhluknya, termasuk orang tua dan pasangan, mungkin jelas berbeda. Tidak ada teori pasti tentang tiga bentuk cinta ini. Tapi, aku akan coba menjawab dengan satu kesamaan antara cinta terhadap Tuhan, orang tua dan pasangan kita kelak. Kesamaannya ada pada perasaan butuh.
Pertama, kita cinta kepada Tuhan karena kita butuh Tuhan agar Ia selalu membersamai kita di setiap langkah yang kita ambil. Bentuk cinta ini kita manifestasikan dalam setiap ibadah yang kita lakukan. Kedua, kita cinta kepada orang tua kita karena kita butuh mereka untuk tetap merawat kita, meskipun kita beranjak dewasa dan menjadi tua. Ketiga, kita cinta kepada pasangan karena perasaan butuh. Kita butuh seseorang yang mencintai kita dengan kata ‘walaupun’ sampai kita tua nanti.
4. Apa satu kisah cinta yang paling menginspirasi kamu sejauh ini?
Setelah membaca buku Becoming milik Michelle Obama, aku menobatkan kisah cinta mantan orang nomor satu di Amerika Serikat itu sebagai kisah cinta yang paling menginspirasi. Tidak ada hal yang menginspirasi selain melihat dua orang yang saling mengasihi sembari berproses bersama-sama dan membiarkan pasangannya untuk tetap berkembang menjadi diri sendiri dan membiarkan pasangannya untuk melakukan hal yang membuatnya bahagia.
5. Apa pelajaran terbaik perihal cinta yang Anda dapat dari pengalaman pribadi atau sekitar Anda?
Cinta ibaratnya tanaman. Seperti tanaman yang harus dirawat agar tidak mati, cinta pun juga harus dirawat oleh dua orang yang sama-sama mengasihi. Selama proses merawat cinta, juga dibutuhkan kerjasama. Tidak hanya salah satu pihak saja, namun keduanya harus saling dan sama-sama merawat. Jika tanaman kita rawat dengan air, sinar matahari dan pupuk, cinta juga bisa kita rawat dengan rasa percaya, terbuka, ketersalingan dan komunikasi yang baik.
Irsyad Madjid
1. Kapan pertama kali kamu mengerti dan merasakan cinta?
Sejak saya mengerti beda antara love, lust, dan pride, kayaknya kelas 3 SMA.
2. Bagaimana kamu tahu ketika kamu benar-benar sedang jatuh cinta?
Sejujurnya, saya tidak tahu. I know it when I feel it.
3. Bagaimana kamu membedakan cinta terhadap Tuhanmu, orang tuamu, dan pasanganmu kelak?
Cinta pada orang tua itu lahir dari pengorbanan atas ketulusan. Sebab orang tua hadir sedari manusia masih belia dan tak bisa apa-apa. Sedangkan Cinta pada yang Maha Esa itu berisi ketakutan dan kekaguman atas zat yang menguasai. Kita mencintai Tuhan karena Dia-lah satu-satunya zat yang lebih sempurna dari manusia. Pada pasangan, Cinta itu kejujuran dan konformitas. Sebab, pasangan adalah satu-satunya tempat dimana kita diterima sebagai individu yang khas dan utuh.
4. Apa satu kisah cinta yang paling menginspirasi kamu sejauh ini?
Di dunia nyata, belum ada. Yang fiksi, banyak. Tapi kalau boleh menyebutkan satu, saya ingin mencintai seperti professor Snape mencintai Lily Potter, meski saya tak ingin kisah cinta saya berakhir seperti mereka.
5. Apa pelajaran terbaik perihal cinta yang anda dapat dari pengalaman pribadi atau sekitar anda?
Pelajaran terbaik soal cinta adalah kemampuan untuk berkorban dan memberi. Tapi di dunia nyata, saya belum pernah mengalami, begitupun mungkin dengan kawan di sekitar saya. Namun, untuk memberi contoh, saya ingin berkorban seperti pengorbanan Tegar pada Rosie di Novel Sunset Bersama Rosie-nya Tere Liye.
Nindia Syamsi
1. Kapan pertama kali kamu mengerti dan merasakan cinta?
Kurasa waktu pertama kali aku mengerti cinta dan pertama kali aku merasakan cinta, itu berbeda.
Aku mulai mencoba mengerti cinta ketika beranjak remaja. Sekitar usia 12-13 tahun saat aku sedang menempuh jenjang pendidikan sekolah menengah pertama.
Di masa itu, aku banyak sekali mendengar berbagai kisah cinta dari teman-teman, buku-buku yang kubaca, dan tontonan yang kulihat.
Satu hal yang disimpulkan oleh Nindia kecil saat itu, bahwa cinta yang dibicarakan orang-orang ini adalah tentang memiliki perasaan senang dan bahagia, disertai usaha-usaha baik kepada apa yang orang tersebut cintai. Manusia biasanya cenderung pamrih jika melakukan suatu usaha atau perbuatan baik secara terus-menerus. Tapi cinta bisa membuatnya mudah dan menyenangkan.
Dari pemahanan tersebut muncul kesadaran bahwa ternyata aku sudah merasakan banyak sekali cinta dari orang tua, kerabat, tetangga, dan teman-teman masa kecilku. Bahwa aku sudah merasakan banyak cinta dari jauh-jauh hari bahkan saat sebelum aku mengerti apa itu cinta. Jadi, kalau ditanya kapan tepatnya pertama kali aku merasakan cinta, aku lupa. Yang aku ingat, dari dulu sampai sekarang, aku selalu bisa merasakan cinta di tengah kehangatan keluargaku sendiri.
2. Bagaimana kamu tahu ketika kamu benar-benar sedang jatuh cinta?
Jatuh cinta itu sebuah fase. Fase di mana kita tergila-gila sebelum menjadi waras dan bosan. Fase dimana kita tanpa lelah menunjukkan diri versi terbaik sebelum menjadi berani terlihat kurang. Sebuah fase sebelum fase yang lebih terikat, yakni fase mencintai.
Sebelumnya aku tidak pernah tau kapan tepatnya aku berada di fase jatuh cinta. Sampai pada titik aku ingin memvalidasi sebenarnya apa sih yang sedang terjadi pada tubuh dan perasaan aneh yang sedang kurasakan. Dan aku menemukan sains di balik jatuh cinta.
Fase jatuh cinta ini bisa dikatakan sebagai sebuah proses biologis ketika terjadi keterikatan emosi antara kita dengan sesuatu diluar diri kita. Karena itu pula jatuh cinta menjadi selayaknya sebuah penyakit yang memiliki signs and symptoms.
Terproduksinya beberapa hormon akan ditandai dengan lahirnya perasaan positif seperti munculnya euphoria; perasaan tenteram dan aman; sampai aktifnya reseptor otak yang menimbulkan perasaan sangat gembira dan antusias berlebihan.
Nah, saat aku mengaplikasikannya pada pengalamanku, apa yang sains katakan, benar adanya. Aku akan merasa sedang jatuh cinta ketika sesuatu diluar diriku berhasil membuatku berada di kondisi senang, tenang, dan aman di saat yang bersamaan.
3. Bagaimana kamu membedakan cinta terhadap Tuhanmu, orang tuamu, dan pasanganmu kelak?
Seperti pemahamanku sebelumnya, cinta adalah tentang usaha-usaha baik dan perbuatan-perbuatan yang tulus terhadap apa yang kita cintai. Jadi aku membedakan cintaku pada Tuhan, orang tua, dan pasangan adalah lewat apa yang aku lakukan untuk mereka dan bagaimana aku bersikap terhadap ketiganya.
Bentuk cintaku kepada Tuhan adalah tindakan besyukur atas pemberian-Nya dan mematuhi perintah-Nya. Bentuk cinta kepada orang tua adalah tindakan patuh dan berbakti sepanjang usia mereka. Dan bentuk cinta kepada pasangan adalah tindakan berkompromi, keterbukaan, serta kemauan untuk jujur dan memaafkan.
4. Apa satu kisah cinta yang paling menginspirasi kamu sejauh ini?
Kisah cinta di dalam buku sajak Hujan Bulan Juni milik bapak Sapardi. Kisah cinta antara kayu –dengan percakapannya yang belum selesai, dengan api yang menjadikannya abu; juga antara awan –dengan isyaratnya yang tak sampai, dengan hujan yang menjadikannya tiada.
Mencintai meski dalam ketiadaan banyak kata dan tanda. Karena mencintai adalah tindakan-tindakan baik yang bekerja. Mencintai dengan pikiran yang sederhana. Karena pikiran yang sederhana hanya akan memikirkan satu hal penting, kebaikan. Tidak ada tempat bagi pikiran picik dalam kesederhanaan. Maka dalam kesederhanaan pula manusia dapat menjadi tenang dan mencintai tanpa banyak kekhawatiran.
5. Apa pelajaran terbaik perihal cinta yang Anda dapat dari pengalaman pribadi atau sekitar Anda?
Tidak apa tumbuh dengan berbagai dongeng cinta pangeran dan putri raja, tapi cinta bukan hanya tentang aku dan kau yang berjumpa, lalu bahagia selamanya. Yang ada adalah aku dan kau berjumpa, lalu bekerja sama selamanya. Sebuah kerjasama pelik, untuk tetap tegap perlu kerja keras dan berdua yang harus cerdas.
Pucukmera.id – Sebagai media anak-anak muda belajar, berkreasi, dan membangun budaya literasi yang lebih kredibel, tentu Pucukmera tidak bisa bekerja sendirian. Kami membutuhkan dukungan dan kolaborasi dari semua pihak. Untuk itu, kami merasa perlu mengundang tuan dan puan serta sahabat sekalian dalam rangka men-support wadah anak muda ini.
Tuan dan puan serta sahabat sekalian dapat men-support kami melalui donasi yang bisa disalurkan ke rekening BNI 577319622 a.n Chusnus Tsuroyya. Untuk konfirmasi hubungi 085736060995 atau email sales@pucukmera.id.