Memaknai Kembali Ulang Tahun

Amalia Fauziah


PUCUKMERA.ID – Halo! saya Amalia Fauziah, akrab disapa Amel. Mahasiswi di salah satu perguruan tinggi negeri di Makassar. Sehari-hari saya aktif memanjakan diri bersama riuh pikuk dunia kampus, dan segelintir kegiatan lain di luar kampus. Sebagai anak yang hiperaktif, banyak hal dan banyak sisi manusia yang telah saya lihat selama berkegiatan, membuat pandangan saya akan suatu hal menjadi semakin beragam mulai dari hal terkecil hingga yang terbesar dalam hidup saya, termasuk bagaimana saya memaknai suatu peringatan bernama “ulang tahun”.

Karena saya kurang pandai berbagi perspektif dengan benar, sehingga saya memilih untuk membagikan sebuah cerita ketika ulang tahun saya di tahun 2020 yang membuat saya memaknai sebuah peringatan hari lahir secara berbeda. Kita semua tahu apa yang terjadi di tahun 2020 hingga sekarang: pandemi mengusik kehidupan kita di kala itu hingga hari ini.

Bulan Maret saat itu, di mana libur terpanjang karena pandemi dimulai. Mengapa saya mengingatnya? Karena bulan Maret, tepat tanggal 26 menjadi hari ulang tahun saya. Pandemi membuat saya tidak dapat bertemu dengan siapa pun, baik itu teman, ataupun keluarga. Sedihnya lagi saya tidak dapat menerima ucapan selamat dari orang-orang di sekitar saya secara langsung, walaupun ucapan itu dapat diberikan melalui media sosial, namun entah mengapa hal itu tidak membuat saya senang apalagi merasa bahagia. Alhasil, menyendiri saat berulang tahun yang saya lakukan dan membuat saya berpikir kembali tentang makna sebuah ulang tahun.

Apakah ulang tahun itu hanya seladar mendapat ucapan selamat? Sekadar diberikan surprise kemudian tiup lilin? Ataukah sebuah perayaan yang patut kita rayakan? Banyak hal yang otak mungil ini pertanyakan, terutama pertanyaan mengenai segala pencapaian yang telah saya lakukan. Terbuka kembali ingatan perayaan ulang tahun yang telah saya lewati, ternyata cuman sekadar perayaan biasa bersama keluarga maupun teman. Di balik perayaan itu semuanya terlihat hampa, diri saya di tahun ini tidak mengenal diri saya di tahun yang lalu. Apakah makna ulang tahun hanya sekadar ucapan selamat dan perayaan? Saya pun kembali berpikir. Apa memang ucapan selamat itu menjadi kebutuhan yang utama di saat kita berulang tahun?

Saya sangat berterima kasih atas segala ucapan dan perayaan yang diberikan oleh setiap orang yang saya kasihi untuk hari ulang tahun saya, mungkin perayaan itu membuat saya semakin dekat dengan mereka, namun ada hal yang menurut saya hilang, dan hal itu ialah bagaimana memahami diri ini sendiri.

Diri saya di tahun lalu, dan diri saya yang sekarang apalagi di masa yang akan datang mereka haruslah saling mengenal. Memaknai kembali hari ulang tahun ini adalah langkah awal yang saya ambil, kini peringatan hari lahir saya menjadi sekadar pengingat untuk menjadi orang yang lebih baik. Tidak perlu untuk dirayakan, bahkan menurut saya tidak perlu untuk diucapkan, dan perayaan yang biasanya saya lakukan digantikan dengan menghabiskan waktu sendiri. Walau terlihat sederhana mungkin dengan hanya nongkrong di cafe minum es teh dan baca buku kesukaan serta yang terpenting adalah merefleksikan diri, sifat dan perilaku yang selama ini saya lakukan. Pandangan yang beragam tentang orang-orang, membuat saya banyak belajar bagaimana cara bertoleransi dengan segala sifat manusia, dengan melihat segala bentuk kesederhanaan manusia yang saya kenal, yang bahkan tidak berisik memperingati hari lahirnya.

Sejauh apa pun kita berjalan, penting untuk menoleh ke belakang, melihat apa dan bagaimana jalan yang telah kita lalui. Saat melihat kembali mungkin kita mulai sadar bahwa yang dulunya sangat egois ternyata butuh untuk diredam, yang dulunya keras kepala ternyata butuh untuk lebih memahami. Pemaknaan itu perlu untuk segala hal, terkhusus untuk memaknai hari lahir kita, ada banyak hal yang bisa kita syukuri di setiap usia.

Segala hal yang telah kita capai hingga sekarang sangatlah berarti dan butuh diapresiasi oleh diri sendiri, bukan diukur dari seberapa banyak uang yang telah kita hasilkan, bukan dari seberapa banyak barang mahal yang telah kita beli. Tapi dari seberapa besar kebahagiaan yang telah kita miliki, seberapa peduli kita terhadap orang lain, dan yang paling penting seberapa besar rasa cinta untuk diri kita sendiri.

Terkadang kita terlarut akan segala riuhnya perayaan ulang tahun yang selalu kita lakukan, larut dan akhirnya lupa untuk melihat kembali diri kita sendiri, apa yang membuat kita kecewa, bahagia, sedih dan segala hal yang perlu kita refleksikan dan pelajari kembali. Menjadi pribadi yang baru bukan hanya dilakukan saat pergantian tahun, namun juga saat peringatan hari lahir di hidup kita, satu tahun yang kita jalani membuat kita harusnya menjadi pribadi yang lebih baik untuk ke depannya bukan?

Singkatnya seperti itu perspektif saya tentang bagaimana memaknai kembali sebuah ulang tahun, kita semua pastilah akan menua, rambut pastinya akan memutih seiring waktu, namun selalulah ingat agar menjadi tua yang menyenangkan dan membahagiakan.


 

Pucukmera.id – Sebagai media anak-anak muda belajar, berkreasi, dan membangun budaya literasi yang lebih kredibel, tentu Pucukmera tidak bisa bekerja sendirian. Kami membutuhkan dukungan dan kolaborasi dari semua pihak. Untuk itu, kami merasa perlu mengundang tuan dan puan serta sahabat sekalian dalam rangka men-support wadah anak muda ini.

Tuan dan puan serta sahabat sekalian dapat men-support kami melalui donasi yang bisa disalurkan ke rekening BNI 577319622 a.n Chusnus Tsuroyya. Untuk konfirmasi hubungi 085736060995 atau email sales@pucukmera.id.

What's your reaction?
8Suka9Banget
Show CommentsClose Comments

Leave a comment