Masa Depan Santri Putri Tak Sesempit Jalan Pikiranmu

Kholid Yahya
Seorang santri


Jika berbicara tentang santri putri, rasanya tidak jauh-jauh dari kata solehah dan akhlak yang karimah, bahkan kerap direpresentasikan sebagai muslimah yang sesungguhnya. Berbagai tempaan dan didikan di pondok pesantren membuat santri putri memiliki predikat perempuan multitalenta dan mandiri. Namun, saat ini ada anggapan bahwa santri putri direkrut cuma sebagai objek dari iming-iming akan dinikahkan dengan santri pilihan kiainya.

Ada sekitar 28.961 pondok pesantren yang berdiri dan kurang lebih 40 juta santri yang berada di dalamnya. Melihat ini, rasanya terlalu sempit jika menggambarkan bahwa keinginan mondok santri putri hanya sebatas menikah dengan santri pilihan kiainya. Jika anda bertanya santri putri bisa apa? rasanya tidak butuh jawaban atas pertanyaan ini. Kita bisa melihat dengan gamblang kepada sosok Menteri Tenaga Kerja, Ibu Ida Fauziyah, yang merupakan bukti nyata bahwa santri putri tidak hanya berkutat pada dunia domestik saja.

Selain itu, anggapan bahwa pondok pesantren masih tertinggal, kolot, dan tidak mengikuti kemajuan global, perlu ditengok lagi. Ada seorang santri putri Madrasah Banat Kudus bernama Dania Amanda, berhasil menjadi Runner-Up Sakura Collection Asia Student Award Indonesia tingkat internasional yang diadakan di Singapura-Jewel Changi. Contoh lain, santri putri alumni Pesantren Darul Qur’an yang usianya baru menginjak 25 tahun, tapi sudah bisa membangun proyek hotel dan kantor di Jakarta yang nilainya milyaran rupiah. Ini tentu merupakan bukti bahwa pendidikan pesantren mengajarkan santri putrinya untuk bisa berpengaruh dan sehebat Siti Khadijah RA.

Lebih jauh lagi, berbicara tentang santri putri yang harus mengabdi sepenuh hati kepada suami, sepertinya hal tersebut merupakan hal yang wajib dan terhormat untuk semua perempuan. Pada topik mengenai peran istri yang menjadi penerima keputusan, ini tidak bisa menjadi acuan. Dalam berkeluarga, tidak serta merta suami menjadi otoriter ataupun represif terhadap ‘demonstrasi’ istrinya seperti yang dilakukan pemerintah akhir-akhir ini.

Sehingga, kontruksi sosial sama sekali tidak menempatkan santri putri hanya terpaku pada tema perjodohan dan pernikahan. Namun, masih banyak jalan dan cara yang dapat ditempuh santri putri untuk menggapai cita-citanya. Bahkan sebenarnya santri putri mempunyai bekal lebih yang diberikan oleh pesantren. Misalnya, tidak sedikit pondok pesantren zaman sekarang yang sudah memberikan skill tentang kewirausahaan, pra-karya, dll. Contohnya, program peluncuran 1000 Balai Latihan Kerja Komunitas yang salah satunya ditujukan untuk pondok pesantren. Hal ini merupakan terobosan dari pemerintah untuk membentuk para santri agar mendapatkan pelatihan kerja yang sesuai dengan pasar tenaga kerja.

Maka, dunia pondok pesantren tidak melulu soal belajar mengaji, melakukakan ritual keagamaan, dan rutinitas peribadatan lainnya. Masih banyak fasilitas dan kegiatan yang dapat menunjang keahlian santri putri yang bisa dipakai ketika mereka sudah lulus. Langkah besar seseorang tidak bergantung pada profil seseorang tersebut. Banyak santri putri yang sukses dan dapat mengejar cita-cita dari anggapan miring mengenainya. Dan banyak juga seseorang yang tidak pernah nyantri, bersekolah di sekolah favoritnya, namun gagal meraih apa yang diinginkannya.

Sejatinya jika melihat lebih dalam terhadap santri putri, anggapan bahwa masa depan santri putri itu diragukan atau mereka was-was akan masa depannya itu salah besar. Profil mereka sebagai santri putri tidak membatasi mereka dalam berkarir dan berkarya. Sudah banyak santri lulusan pesantren yang bisa melalang buana di belahan penjuru dunia. Bahkan tidak sedikit santri putri yang melanjutkan studi di luar negeri. 

Oleh karena itu, mari hilangkan stigma buruk mengenai masa depan santri, khususnya santri putri. Kontruksi sosial sama sekali tidak mengarahkan santri putri hanya bisa memasak, hamil, melahirkan dan menyusui saja, tapi lebih jauh dari itu. Santri putri memang sebagai harapan bangsa, bisa mengisi posisi penting di pemerintahan, bisa membangun organisasi nirlaba, dan bisa menjadi wanita berpengaruh lainnya dengan passion dan peminatan mereka. 

Bahkan, pahlawan emansipasi wanita yang lagunya kita nyanyikan sedari kecil, RA Kartini, merupakan santri dari seorang Ulama besar, Kyai Soleh Darat. Begitu banyak hal yang bisa dilakukan oleh seorang santri putri. Sekarang, apakah masih bertanya santri putri bisa apa? 


Pucukmera.ID – Sebagai media anak-anak muda belajar, berkreasi, dan membangunkk budaya literasi yang lebih kredibel, tentu Pucukmera tidak bisa bekerja sendirian. Kami membutuhkan dukungan dan kolaborasi dari semua pihak. Untuk itu, kami merasa perlu mengundang tuan dan puan serta sahabat sekalian dalam rangka men-support wadah anak muda ini.

Tuan dan puan serta sahabat sekalian dapat men-support kami melalui donasi yang bisa disalurkan ke rekening BNI 577319622 a.n Chusnus Tsuroyya. Untuk konfirmasi hubungi 085736060995 atau email sales@pucukmera.id.

What's your reaction?
0Suka0Banget
Show CommentsClose Comments

Leave a comment