Lusi Hanasari
Angggota komunitas menulis COMPETER (Competer of Pena Terbang)
PUCUKMERA.ID — Seperti biasa, aku pulang dari tempat kerja sekitar pukul 4 sore. Aku menikmati pemandangan jalan raya sambil bersenandung pelan. Suara deru mesin dan lalu lalang kendaraan menghiasi jalanan kota. Terdengar suara keroncongan di dalam perutku yang menandakan aku sedang lapar. Maklum saja, aku makan siang dengan porsi sedikit di tempat kerja karena tidak terlalu berselera. Aku menepikan sepeda motor lalu berhenti sejenak di depan kios sederhana yang menyediakan berbagai aneka camilan pengganjal perut. Mulai dari bakso aci sampai sosis gorengan yang hanya dibanderol seharga 5 ribu rupiah. Aku memesan sosis goreng dan bakso aci.
Sembari menunggu pesananku siap, aku duduk di kursi kecil di depan kios sambil memainkan handphone. Barangkali ada notifikasi dari Bos atau keluhan para customer yang sering memprotes karena pesanan mereka tidak sesuai. Untunglah tidak ada notifikasi yang membuatku bergidik ngeri. Omelan para customer melebihi ketakutan saat melihat hantu karena bisa-bisa membuat gajiku terpotong.
Terdengar suara khas kendaraan bermotor yang menuju kios ini. Perhatianku tertuju pada lelaki senja yang berhenti dengan motor Vespa keluaran tahun 50-an dan terlihat sangat klasik dan antik. Lelaki tersebut tidak sendirian. Ia ditemani gadis kecil berumur sekitar 6 tahun. Mungkin gadis kecil tersebut adalah putri atau cucu kesayangannya. Gadis kecil yang memakai pakaian serba putih tulang. Ia memakai atasan kaos lengan panjang berwarna putih tulang dengan bawahan celana panjang berwarna senada. Rambutnya bergelombang dikuncir dengan rapi serta ujung-ujung rambut berwarna kemerahan alami. Ia menatapku lekat-lekat dengan kacamata hitam yang dikenakannya. Aku membalas tatapannya. Ia tersenyum tersipu malu . Aku melihatnya membawa beberapa uang lembaran dua ribu dan seribuan. Lelaki tersebut memesan teh poci seharga dua ribu rupiah kepada ibu kios sedangkan gadis kecil yang bersamanya memesan sosis goreng seharga tiga ribuan.
Yang paling menarik perhatianku adalah boneka yang dibawa gadis kecil tersebut. Ia membawa boneka yang terlihat lusuh berwarna coklat kusam. Entah bagaimana aku mendefinisikan rupa dan warna dari boneka yang selalu dipeluknya. Boneka yang memiliki banyak jahitan ditangan dan kaki serta kepalanya. Bahkan tubuh dari boneka tersebut terlihat bolong. Gadis kecil tersebut memeluk bonekanya sangat erat seperti tidak mau terpisah. Lelaki Vespa yang bersamanya terlihat kuyu mengenakan kaos hitam bergambar Garuda lengkap dengan simbol Pancasila. Janggut putihnya menandakan pengalaman hidup yang dijalaninya selama ini. Semburat matanya berwarna kecoklatan. Terdapat kerutan garis-garis garis tipis di sekitar tepian mata. Aku hanya menatap lekat gadis kecil tersebut. Bahkan dengan boneka lusuhnya, gadis kecil di depanku terlihat sangat senang dan ceria. Menjadi anak kecil rasanya sangat menyenangkan. Karena tidak pernah merasakan beban dalam kehidupan. Bukan seperti orang dewasa yang setiap hari harus memikirkan permasalahan-permasalahan pelik dan penyelesaian. Itulah kehidupan. Seiring waktu berjalan dan semakin tumbuh dewasa, kita akan melalui berbagai masalah yang ada. Entah masalah itu kecil atau besar.
Lelaki vespa tersebut telah pergi sambil menenteng pesanannya. Entah kenapa aku sangat sedih ketika melihat semburat mata dari lelaki tersebut. Aku mencoba mencari tahu dengan bertanya kepada ibu pemilik kios yang melayaniku.
“Maaf, Buk, kelihatannya Anda kenal dengan Bapak tersebut karena terlihat sangat akrab. Kalau boleh tahu siapa namanya dan siapa gadis kecil yang terlihat bersamanya?” tanyaku.
“Oalah itu, Nak, namanya kakek Tomi. Beliau hidup sendirian bersama cucunya tadi. Istrinya sudah meninggal. Setiap hari ia memulung di dekat daerah sini. Setiap Jumat, ia suka berbagi kepada janda-janda dan orang tua entah berupa uang atau kebutuhan pokok. Kalau cucunya itu namanya Nensi. Kasihan atuh, Nak, katanya ia mengidap penyakit cancer namun kakek Tomi tidak punya cukup uang membawanya ke rumah sakit di kota. Dan dengar-dengar cucunya berobat seadanya.” jawabnya.
Aku sangat takjub kepada kisah lelaki Vespa dan gadis kecil yang bersamanya. Hari ini aku belajar sangat banyak dari kisah mereka yang mengalami kepahitan dalam hidup. Hebatnya beliau tetap berbagi dalam keadaan yang susah. Itulah hal yang sangat sulit bahkan sangat muskil dilakukan sebagian banyak orang. Tidak sedikit orang berbagi saat memiliki rezeki yang melimpah. Namun di saat keadaan susah ia masih bisa berbagi, itulah orang yang hebat dan luar biasa.
Aku membayar semua pesananku kemudian melanjutkan perjalanan pulang. Memikirkan kisah lelaki Vespa tersebut membuatku berpikir seribu kali. Hidup memang penuh ujian dan rintangan. Mengapa Tuhan memberi ujian yang pahit kepada orang-orang yang sudah susah? Lelaki Vespa tersebut hanya menjadi seorang pemulung dan memiliki penghasilan pas-pasan untuk kehidupannya. Mengapa hal susah tersebut harus ditambah dengan cucunya yang mengidap cancer? Itulah dunia. Terkadang serasa tidak adil dan kejam. Namun itulah hidup. Tuhan mengerti batas kemampuan seorang hamba dalam menjalani ujian mereka. Buktinya lelaki Vespa tersebut tetap tabah dan sabar menjalaninya. Kalau aku jadi dia, mungkin aku sudah menjerit sejadi-jadinya dan menyalahkan nasib. Aku berencana membelikan Nensi boneka baru dan beberapa bingkisan kecil untuk mereka. Semoga mereka menyukai hadiah yang kuberi. Aku memang tidak berbuat begitu banyak untuk mereka, namun setidaknya hadiah kecil ini mampu memberi ketenangan dan kekuatan untuk mereka agar bertahan dalam setiap keadaan.
Pucukmera.id – Sebagai media anak-anak muda belajar, berkreasi, dan membangun budaya literasi yang lebih kredibel, tentu Pucukmera tidak bisa bekerja sendirian. Kami membutuhkan dukungan dan kolaborasi dari semua pihak. Untuk itu, kami merasa perlu mengundang tuan dan puan serta sahabat sekalian dalam rangka men-support wadah anak muda ini.
Tuan dan puan serta sahabat sekalian dapat men-support kami melalui donasi yang bisa disalurkan ke rekening BNI 577319622 a.n Chusnus Tsuroyya. Untuk konfirmasi hubungi 085736060995 atau email sales@pucukmera.id.
5 Comments
Utivafe
The upper and lower imperial courts clomid dosage for erectile dysfunction and central areas have too many idle workers men get fixed and bloated personnel, which not only costs the state money and food, but also hinders administrative efficiency second, the tax system is inherited from the middle clomid dosage for erectile dysfunction Tang Dynasty priligy price
Escactaps
buy priligy Addressing health and well being of U
Elijah
Stay informed on world events, policy changes, and sports highlights.
Our seasoned journalists bring you timely updates
around the clock. Oppenheimer
Leonora
Keep up-to-date on global happenings, government news,
and athletic achievements. Our seasoned journalists provide
timely updates non-stop. Whatsapp
Phillipp
Кто ты есть на самом деле?
В чем твое предназначение? В каком направлении
лежит твой путь и как тебе по нему идти?
Дизайн Человека расскажет об этом!
– Даёт опору на природные механизмы
– Позволяет жить в согласии со
своей природой – Позволяет жить в согласии со своей природой
– Помогает понять свои природные таланты и
способности – Даёт ощущение целостности – Снимает давление социальных стереотипов – Помогает понять свои природные таланты и
способности – Снимает
чувство вины за “неправильность” – Уменьшает внутренние конфликты
Типы (Дизайн Человека). Манифестор, Проектор, Генератор, Рефлектор (Дизайн Человека) · Профиль
(Human Design). Дизайн Человека – Профиль.
Stop by my homepage :: Узнав свои типы личности вы поймете свои сильные и слабые стороны