Kimia Berpasangan

Syauqy Fuad


PUCUKMERA.ID – Salah satu bahasan pokok dalam ilmu kimia adalah tentang ikatan. Ikatan kimia menjelaskan tentang proses atom-atom menjalin ikatan menjadi senyawa. Sederhananya, senyawa kimia terbentuk karena kecenderungan atom-atom untuk mencapai kestabilan.

Kondisi stabil dari satu atom diperoleh dengan menjalin ikatan dengan atom lain. Dengan kata lain, atom sebagai materi tunggal tidak stabil sampai ia berikatan dengan materi atom lain. Kondisi untuk berikatan terjadi karena saling membutuhkan, saling berkecenderungan untuk menggenapi satu sama lain. Atom-atom tidak stabil kondisinya sampai ia bersenyawa dengan lainnya.

Nah, narasi dua paragraf di atas, bagaimana kalau kita ganti atom-atom dengan pria-wanita, dan senyawa kita identikkan dengan pernikahan. Maka begini narasinya: Pria dan wanita sebagai individu sendiri sejatinya kondisinya tidak stabil, sampai mereka menemukan pasangannya dalam sebuah ikatan pernikahan. 

Pembentukan senyawa kimia terjadi dengan dua kondisi: Saling memberi dan menerima materi dari kedua belah pihak; penggunaan materi dari salah satu pihak untuk dipakai bersama. Fakta yang tentu keren. Berikatan akan kokoh jika semangatnya adalah memberi-menerima dan berbagi bersama.

Berikatan antarmanusia, dalam konteks hubungan pernikahan, tentu sangat membutuhkan kerendahan hati saling memberi-menerima dan berbagi bersama untuk mau melebur. Bayangkan, dua individu berbeda dalam banyak hal harus rela menjadi bagian utuh dalam hidupnya. Maka, menjadi logis dalam perintah agama bahwasanya, menikah adalah menggenapkan agama; mengutuhkan kedirian.

*

Meski bukan kata baku dalam bahasa Indonesia, kita sering dan akrab dengan kata chemistry. Kata itu diadaptasi dari bahasa Inggris yang berarti kimia. Kata chemistry sering kali digunakan untuk menggambarkan kecocokan, keserasian, kecondongan, dan kenyamanan dalam hubungan sepasang pria dan wanita.

“Jauh sebelum cinta menjelma menjadi pertemuan dua fisik,” tulis Anis Matta dalam Serial Cinta-nya, “ia terlebih dahulu bertaut di alam jiwa.” Ekspresi cinta yang kasatmata secara fisikal adalah hilir dari perasaan dan chemistry yang secara diam-diam muncul kemudian dipupuk sebagai hulunya.

Saat chemistry dan perasaan itu muncul, ada perubahan-perubahan dalam banyak aspek dari seseorang yang mencintai. Ia menjadi canggung, berdegup kencang, penyesuaian diri, bahagia, tenteram, juga cemburu. Perasaan jiwa yang wajar bagi pencinta.

Chemistry berpasangan letaknya pada penjagaan secara terus-menerus kondisi jiwa para pencinta. Menata jiwa, kesiapan mental, serta kesediaan belajar mengubah diri kunci menjaga degup irama hidup berpasangan. Keringnya jiwa pencinta dari chemistry tersebut berakibat gersangnya ekspresi kasatmata para pencinta.

Sakinah adalah kecenderungan jiwa untuk merasakan ketenteraman sebagai modal berkasih sayang. Kecenderungan jiwa dan tenteram menjadi prasyarat jiwa agar hubungan kasih dan sayang menjadi buah yang langgeng.


Pucukmera.id – Sebagai media anak-anak muda belajar, berkreasi, dan membangun budaya literasi yang lebih kredibel, tentu Pucukmera tidak bisa bekerja sendirian. Kami membutuhkan dukungan dan kolaborasi dari semua pihak. Untuk itu, kami merasa perlu mengundang tuan dan puan serta sahabat sekalian dalam rangka men-support wadah anak muda ini.

Tuan dan puan serta sahabat sekalian dapat men-support kami melalui donasi yang bisa disalurkan ke rekening BNI 577319622 a.n Chusnus Tsuroyya. Untuk konfirmasi hubungi 085736060995 atau email sales@pucukmera.id.

What's your reaction?
0Suka1Banget
Show CommentsClose Comments

1 Comment

Leave a comment