Lusi Hanasari
Komunitas menulis COMPETER
Di suatu desa tinggallah seorang petani yang memelihara sekawanan ayam di dalam sebuah kandang. Di dalam kandang tersebut terdapat berbagai jenis ayam. Ada ayam jantan, ayam betina, serta itik-itik yang menggemaskan. Tersebutlah Mike, seekor ayam jago yang sangat egois. Ia seringkali bersikap buruk kepada ayam-ayam di kandang dan menganggap dirinyalah yang paling kuat dan berkuasa.
Suatu hari, Mike merasa bosan. Ia menyuruh salah satu ayam jantan untuk bertarung dengannya. Saat pertarungan dimulai, Mike mematuk dan membuat ayam itu babak belur. Hingga tibalah saat Mike mengumumkan kemenangannya di hadapan semua ayam. “Hai, Kalian semua! Siapa lagi yang berani melawan kekuatanku? Tidak akan ada satu pun kekuatan kalian yang mampu mengalahkanku. Aku adalah penguasa dan kalian harus tunduk kepadaku!” Teriak Mike dengan bangganya.
Seluruh kawanan ayam terkejut dan ketakutan melihat kejadian tersebut. Ayam jantan yang menjadi korban kekuatannya tengah tak sadarkan diri. Sudah bukan hal baru kalau setiap ayam yang mencoba untuk melawan kesombongannya akan berakhir mengenaskan. Induk para itik hanya terdiam dan berusaha melindungi anak-anaknya. Mereka tidak mau anak-anaknya menjadi bulan-bulanan Mike.
Sikap Mike semakin sewenang-wenang. Mike mulai senang merebut semua makanan yang disiapkan petani untuk para ayam. Mike menggunakan kekuatannya untuk menyerang kemudian menguasai seluruh makanan tersebut untuk dirinya sendiri. Salah satu induk ayam menangis karena kelakuan Mike. Para itik kekurangan makanan. Tidak ada yang bisa dilakukannya selain berdoa dan meminta pertolongan kepada tuhan. “Tuhan, kami tidak sanggup lagi menahan perlakuan buruk Mike, Berilah kami pertolongan dan damaikanlah kandang ini.”
Menjelang matahari tenggelam, sang petani memasukkan penghuni baru ke dalam kandang. Seekor ayam jantan bernama Tyson. Mike melirik Tyson dengan sorot mata mengancam. Sedangkan Tyson mencoba berkenalan dengan para ayam namun tak satu pun menjawabnya. Yang ia dapati hanya tatapan sinis Mike yang ingin menantangnya. Tyson mencoba berkenalan dan bersikap ramah kepada Mike. Namun, sikap keramahan Tyson sebagai ayam baru tidak dihargainya. Tyson justru mendapat hinaan dan ejekan.
“Hei, ayam jago baru! Dari mana asalmu? Kulihat tubuhmu tak sekuat tubuhku. Namaku Mike, aku adalah penguasa sekaligus raja para ayam.” ujar Mike penuh kesombongan. Mendengar hal tersebut, Tyson hanya tersenyum dan berkata dengan tegas “Perkenalkan, namaku Tyson. Aku datang bukan untuk mencari musuh. Aku ingin mencari banyak teman disini. Jika kau menganggap aku adalah musuhmu, itu hakmu. Tapi ingatlah perkataanku tadi. Aku disini bukan untuk mencari musuh.”
Mendengar perkataan Tyson, Mike tertawa lebar. Ia masih meremehkan kekuatan Tyson. Kemudian ia menantang Tyson agar mau bertarung. Mendengar tantangan tersebut, Tyson memilih tidak menghiraukan sikap Mike yang congkak.
“Jebret!”
Paruh Mike sengaja mematuk wajah Tyson. Tanpa aba-aba Mike langsung menyerangnya dengan ganas. Mike ingin Tyson menyanggupi tantangannya. Tyson sedikit terkejut. Sejenak Tyson tersungkur karena serangan Mike yang mendadak. Tyson hanya terdiam lalu berkata kepada Mike, “Wahai temanku Mike, sikapmu yang congkak ini hanya akan membawamu dalam bahaya. Aku sudah berusaha tidak memerdulikan tetapi kau malah menyerang dan melukaiku.” Tyson menghela nafas dalam.
“Ini sungguh tidak baik teman, sifatmu ini akan membawamu dalam kehancuran. Aku akui kau memang kuat dan berbakat. Tetapi kekuatan bukan untuk disombongkan melainkan untuk melindungi dan memberi rasa aman pada yang membutuhkan.”
Mendengar nasehat Tyson, Mike hanya tertawa seolah tak peduli apa yang dikatakannya. Baginya siapa yang kuat, dialah yang menang dan berkuasa. Terpaksa Tyson harus memenuhi permintaan Mike untuk bertarung. Keduanya saling mematuk sama lain. Mike sangat larut dalam pertarungan dan menyerang Tyson bertubi-tubi. Sedangkan Tyson mencoba sebisa mungkin bertahan menghadapi serangan Mike.
Para ayam terpaku menyaksikan pertarungan tersebut. Mereka takut apabila Tyson kalah dalam pertarungan, perlakuan Mike kepada para ayam akan semakin menjadi-jadi. Sayang, apa yang dikhawatirkan terjadi. Tyson kalah dalam pertarungan melawan Mike. Semua ayam semakin sedih dan ketakutan. Mike tertawa kegirangan. Ia pergi ke atas atap kandang untuk mengumumkan kemenangannya. Mike berkokok dengan suara yang sangat keras di sana. Mike semakin congkak dan bangga akan dirinya. Seolah-olah hendak menunjukkan kepada dunia, bahwa dialah paling kuat diantara semua ayam.
Di saat yang bersamaan, seekor burung elang secara mendadak menuju ke arah Mike yang tengah bertengger di atas atap. Elang itu meluncur dengan cepat. Karena sibuk menyombongkan diri, Mike tidak menyadari seekor elang mendekatinya. Semua ayam terbelalak saat melihat elang berukuran besar tersebut. Beberapa ayam mencoba memperingatkan Mike tetapi Mike tidak mendengarnya.
Dan, “HAP!” Mike sempurna tercengkeram.
“Hai ayam gemuk, tidak lama lagi kau akan menjadi santapan lezat untuk aku dan anak-anakku!” Kata elang senang sambil melihat hasil buruannya. Mike berusaha membebaskan diri. Mike menangis kesakitan. Ia berteriak meminta tolong kepada semua ayam. Tetapi tidak ada satupun yang menolongnya. Di dalam hati mereka, tersirat rasa senang karena Mike mendapat musibah.
Di sisi lain, Tyson justru berusaha membantu Mike. Ia mematuk kaki elang agar cengramannya terlepas. Pertarungan sengit antara Tyson dan elang begitu dramatis. Tak tega melihat Tyson melawan Elang sendirian, akhirnya semua ayam memutuskan untuk ikut membantu. Sebagian ayam melempari elang dengan batu. Sedang sebagian ayam lainnya mematuk kaki elang yang mencengkeram Mike. Elang mulai kewalahan. Sampai akhirnya Elang memutuskan untuk melepas cengkeramannya.
Melihat perjuangan teman-temannya, Mike tidak bisa menahan haru. “Huaaa, kenapa kalian membantuku yang selama ini semena-mena terhadap kalian?” Ucap Mike berlinang air mata.
“Sebenarnya kami masih membencimu Mike. Bahkan ketika elang mencengkerammu, kami senang melihatnya. Kami berpikir tidak akan ada lagi ayam jago yang merasa berkuasa dan berbuat semena-mena terhadap kami.” Kata salah satu induk ayam.
“Karena Tyson-lah kami akhirnya memutuskan untuk membantumu. Tidak seperti kami, Tayson justru menolongmu seperti seorang teman. Untuk itu kami sadar bahwa perbuatan jahat tidak harus dibalas dengan kejahatan.” Lanjut seekor ayam yang lain.
“Wahai teman, bukankah sudah kuperingatkan, kesombonganmu hanya akan membawamu dalam kehancuran. Tuhan telah mengingatkanmu dengan mengirimkan elang yang kekuatannya jauh melebihimu. Aku akan sangat kesulitan menghadapinya sendirian. Tapi, berkat kerja sama teman-teman yang selama ini kamu perlakukan semena-mena, kita selamat dari bahaya.” Sahut Tayson.
Mike akhirnya sadar. Kekuatan bukan untuk disombongkan. Jangan merasa paling kuat dan berkuasa karena diatas langit masih ada langit. Sifat sombong hanya akan menjauhkanmu dari setiap orang dan membawamu dalam kehancuran.
Pucukmera.ID – Sebagai media anak-anak muda belajar, berkreasi, dan membangunkk budaya literasi yang lebih kredibel, tentu Pucukmera tidak bisa bekerja sendirian. Kami membutuhkan dukungan dan kolaborasi dari semua pihak. Untuk itu, kami merasa perlu mengundang tuan dan puan serta sahabat sekalian dalam rangka men-support wadah anak muda ini.
Tuan dan puan serta sahabat sekalian dapat men-support kami melalui donasi yang bisa disalurkan ke rekening BNI 577319622 a.n Chusnus Tsuroyya. Untuk konfirmasi hubungi 085736060995 atau email sales@pucukmera.id.