Katanya Agent of Change, kok Golput?

PUCUKMERA – Saya sebenarnya memang sudah berangan-angan membuat tulisan tentang ini,  bukan karena saya bekerja di KPU atau disuruh pakdirnya pucukmera yaa hahaha

Menyoal partisipasi masyarakat dalam Pemilihan baik pemilihan umum maupun pemilihan daerah nampaknya perlu usaha keras agar mencapai target. Sesulit itu memang.  KPU tak kurang-kurang memberi sosialisasi dan jutaan rupiah untuk membiayainya. Pake uang rakyat loh inii.  Hanya untuk kehadiran masyarakat agar datang ke TPS dan memilih. Hmmm ongkosnyaa, melebihi Halim Perdana Kusuma ke Manchester.

Di tulisan ini,  saya ingin ‘menggelitik’ para mahasiswa.  Selain kabanyakan pembaca tulisan ini adalah mahasiswa,  yang katanya mahasiswa itu agent of change (agen perubahan). Saya tidak terlalu yakin semua mahasiswa antusias berpartisipasi dan menggunakan hak pilihnya. Bahkan,  bila saya tanya sudahkan terdaftar dalam DPT? pasti banyak yang belum bisa menjawab.  Duh jangan rumit-rumit lah,  saya tanya tanggal berapa pilkada saja pasti banyak yang belum tahu hahaha. Tapi selalu hafal kapan tanggal setoran dari orang tua akan datang. Hehehe.  Bukan suudzon,  tapi itu yang banyak saya temui.

Aneh! Mahasiswa turun ke jalan mengkritik pemerintah namun saat diberi hak pilih untuk menentukan pemimpin, tapi tidak semua dimanfaatkan dengan baik. Sejak SD kita tahu demo( crazy ) eh demokrasi maksudnya,  kita tahu bahwa di Indonesia kita punya hak one man one vote. Menurut saya ini kesempatan.  Kesempatan bagi agent of change juga yaa. Untuk merubah dunia sandiwara ini.

Ada 2 cara untuk membuat perubahan di jalur pemerintahan 1) jadilah pengambil kebijakan atau jadilah peserta pemilu (nyalon kepala daerah atau nyaleg),  2) memilih pengambil kebijakan yang baik (nyoblos). Kalau belum berkesempatan melakukan yang nomor 1 ya nomor 2 jangan ditinggalkan lah gaes yaa. Ingat 2 perkara sebelum datang 2 perkara

Menurut saya,  mahasiswa harus pro aktif dalam pemilihan.  Bukan untuk dirinya saja tapi ajak orang-orang di sekitarnya datang ke TPS (katanya agent of change ~).  Bukan malah cari-cari alasan buat golput.  Misal nih alasan tidak kenal pemimpinnya,  ya pro aktif dong,  cari informasi,  cari rekam jejaknya (gadgetnya jangan buat stalking mulu, apalagi stalking mantan. Amit-amit lahyaa) hahaha. Misal tidak menemukan yang benar-benar baik dan ideal,  minimal cari yang keburukannya paling sedikit.  Ini upaya mencegah kemungkaran juga menurut saya.

Terus ada alasan lagi, saya terdaftar di daerah saya,  sedangkan saya kuliah di luar kota. Gampang! Pulanglah sekalian ajak keluarga ke TPS. Sekalian mudik lebaran, ada alasan buat nutupin ‘pulang malu tak pulang rindu’ . Kalau benar-benar gak bisa pulang, pergi ke kelurahan terdekat minta formulir A5 buat pindah pilih, bisa milih di TPS terdekat dari kosan bro sis. Sempet-sempetin lah ya, ngantri diskonan buy 1 get 3 aja sempet hehehe

Gimana para “agent of change” ? Udah tau pilkada tanggal berapa ?

Oleh : Nuzula Khoirun Nafsah
Editor dan Ilustrator : Didin

What's your reaction?
0Suka0Banget
Show CommentsClose Comments

Leave a comment