Jadi Bubar Nggak Indonesia 2030 ?

PUCUKMERA – Piye kabare penak zamanku to?
Masih ingat kalimat ini? Bagi generasi 80-90an kemungkinan hal ini gampang sekali ditemukan. Bisa lukisan ditembok, pamflet kertas, atau bahkan di bak truk angkutan. Dialah mbah Soeharto, Presiden kedua Republik Indonesia selalu digambarkan dengan wajah tersenyum dan lambaian tangan kanan.

Kali ini Prabowo Subianto, Ketua Umum partai Gerindra seolah secara tidak langsung ingin mengingatkan rakyat Indonesia tentang sosok legendaris itu. Pernyataan tersebut termuat dalam video satu menit pada akun instagram @metrotv Jumat (22/6) yang menimbulkan multitafsir.  Ia menyebut pasukan TNI lemah.
Apakah mungkin ini upaya untuk memperkuat jika TNI kuat saat negara ini dalam cengkraman Jenderal Soeharto? Prabowo ini menerangkan jikan negara lain menyebut Indonesia sebagai state capture? Ia menjelaskan jika negara Indonesia sedang dikuasai  dijajah oleh pihak swasta dan pihak asing.
“Saudara-saudara TNI lemah. Kekayaan kita diambil. Dan dengan demikian kita merasa kondisi perekonomian kita semakin memprihatikan semakin menyusahkan kehidupan rakyat, katanya dalam sambutan tersebut.
Belum lagi, calon Presiden (capres) 2014 rival Joko Widodo (Jokowi) ini merupakan menantu dari sang presiden kedua RI. Bahkan dia juga sempat menjabat sebagai mantan Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus)      TNI AD saat orde baru itu. Tepatnya Desember 1995 hingga Maret 1998 silam.
Pernyataan ini tentu bertolakbelakang dengan hasil riset Gallups Law and Order. Sebuah lembaga riset internasional di Washington DC, Amerika Serikat  (AS) baru saja merilis tentang 10 negara teraman di dunia. Salah satunya ialah Indonesia menduduki peringkat 9 dari 10 negara teratas.
Tidak hanya itu saja, setidaknya ada lima orang tim pemenangan Prabowo yang sudah merapatkan diri ke Jokowi. Siapakah mereka?

1. Ali Mochtar Ngabalin yang  saat ini menjadi tenaga ahli Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Jokowi. Padahal ia dulu merupakan Direktur Politik tim sukses Prabowo-Hatta
2. Idrus Marham. Menteri Sosial pengganti Khofifah Indar Parawangsa sejak januari dulu diketahui sebagai Koordinator Koalisi Merah Putih.
3. Tantowi Yahya. Politisi Partai Golkar yang juga merupakan artis kondang tersebut tengah menjadi Duta Besar Selandia Baru sejak 2017.
4. Mahfud MD. Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini sempat menjadi Ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo-Hataa. Justru saat ini menjadi anggota Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila.
5. Hary Tanoesoedibjo. Ketua Umum Partai Perindo ini telah mendeklarasikan untuk mendukung Jokowi pada Pilpres 2019. Meskipun pada periode sebelumnya, ia memberikan dukungan kepada Prabowo.

Yakin Pak Prabowo nggak mau ikutan temen-temen yang lain? Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 juga kurang setahun lagi. Apakah ada kemungkinan mereka untuk rujuk dalam membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kalau panjengan bergabung, mungkin Indonesia 2030 nanti nggak jadi bubar. Pak Prabowo, Mau Rematch atau Sahabatan? Hehehehe

Oleh : Rino Hayyu Setyo
Ilustrator : Mufardisah

What's your reaction?
0Suka0Banget
Show CommentsClose Comments

Leave a comment