PUCUKMERA – Sikap istiqamah (lurus/konsisten) dalam menjalani hidup ini sangat penting. Istiqamah adalah sikap lurus dan taat, patuh dan setia dalam menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya; baik dalam keadaan suka maupun duka, dalam keadaan lapang maupun sempit. Kita diperintahkan untuk istiqamah dalam akidah, ibadah, muamalah, dan istiqamah dalam setiap keadaan.
Namun dewasa ini, potret prihatin, Ketidakpastian, kegundahan, dan kesesatan yang memenuhi pola hidup masyarakat Islam tidaklah terjadi secara serta merta. Umat ini didera berbagai masalah yang kompleks dalam setiap lini kehidupan, tertinggal dalam bidang ilmu dan ekonomi, dan masih diperarah dengan jauhnya mereka dari aturan Islam serta lalai dari aktifitas akhirat dalam kehidupan mereka.
Bagaimana dengan keadaan di sekitar kaum muslimin? Kaum muslimin diantaranya ada yang terbuai semunya dengan keindahan dunia, melumuri diri mereka dengan akhlak kotor, dan menghinakan keutamaan.
Masyarakat muslim diwarnai tabaruj, perpecahan dan kebimbangan.
Dalam kemunduran ini, wanita berperan besar. Karena, mereka yang telah ‘menghinakan diri’ dengan memamerkan tubuh dan sebagian lagi organ kewanitaannya di tempat-tempat umum. Adapun wanita-wanita muslimah telah tertidur pulas. Sentuhan lembut kini tak lagi bisa membangunkannya.
Mereka butuh hentakan keras agar terbangun dan sadar dari kelalaian. Tidak diragukan lagi bahwa keistiqamahan wanita dalam memakai jilbab dan kebaikannya sangat diperlukan. Lebih dari itu, menjadi sebab kebaikan generasi masyarakat.
Beberapa definisi Jilbab tertulis dibawah ini, Imam Al-Qurthubi berkata, Jilbab adalah pakaian yang menutupi seluruh tubuh (termasuk kepala) kecuali wajah dan telapak tangan. Ada pendapat lain bahwa jilbab adalah baju jubah atau pakaian longgar bagi perempuan yang menutupi seluruh anggota tubuh atau aurat perempuan (tidak termasuk kepala).
Jika kita membiasakan diri sejak dini dengan pakaian islami, hal ini akan menjadi karakter dirinya. Kehormatan dan kewibawaan adalah keutamaan mengikuti perintah Allah dan penanaman keutamaan itu dimulai dari usia kanak-kanak, atau akan terbiasa membuka aurat dan ber-tabaruj, jika seorang wanita dibiarkan begitu saja sampai tumbuh besar tanpa terpelihara dengan pakaian islami.
Adapun ber-tabaruj (memamerkan diri) adalah semakin jauhnya seseorang dari prinsip-prinsip Islam yang mulia. Dia menjadi sosok yang berpandangan sempit terhadap tujuan hidup. Sehingga orientasi hidupnya hanya mengecat tubuhnya dan menjadikan fisik luarnya mengkilap.
Mereka mengikuti gaya rambut mereka dan mengikuti apa yang mereka pakai. Pola pikirnya hanya terbatas pada tubuh, perut, dan kemaluan.
Pikiranya hanya ada di jalan-jalan raya yang menjadikan lebih elegan, cantik, menggairahkan, dan lebih dahsyat fitnahnya. Sungguh betapa kerdilnya akal dan pemikiran mereka.
Solusi yang mungkin bisa dipertimbangkan adalah memberi usul ke guru. Dari latar belakang pemikiran di atas, maka menarik untuk diusulkan kepada para guru agar mereka dapat mengikuti perintah Allah, karena guru wanita adalah teladan. Misalnya, lihatlah wanita-wanita mukminah dan wanita-wanita yang bertabaruj dengan mata dan akalmu. Siapa kiranya dari mereka berdua yang akan berperan dalam kemajuan masyarakat? Siapakah di antara keduanya yang akan mendidik anak-anak saleh dan berilmu?
Di pentas sejarah, wanita adalah para tokoh kebaikan. Mereka mempersiapkan para tokoh, pemimpin, dan pemikir masa depan. Ummu Ashim adalah contoh yang ada. Beliau sangat berperan besar mengantarkan Umar bin Abdul Aziz menjadi seorang tokoh terkemuka dan pemimpin hebat. Sejak Umar bin Abdul Aziz masih kecil, Ummu Ashim sudah menanamkan kepada anaknya agar memiliki kecintaan kepada ilmu. Karena dialah yang menyusui, mempersiapkan, dan memelihara mereka dengan pendidikan. Dialah yang menjadi teman, kekasih, dan pendamping dalam setiap fase kehidupan mereka, baik sebagai ibu, saudari, istri, maupun anak.
Kepala yang kosong membutuhkan hiasan, sedangkan kepala yang telah penuh dengan ilmu tidak membutuhkan hiasan. Karena hiasannya adalah ilmu. Di antara para ilmuwan dan para penemu dalam berpakaian, mereka tidak mempedulikan apa yang mereka pakai, karena mereka tidak mementingkan penampilan lahir. Yang terpenting bagi mereka adalah kesopanan dan kerapian. Penyebabnya, kita dapat melihat dari semangat mereka dalam aktivitas berpikir dan menyibukkan diri dengan ilmu.
Lalu, adakah contoh dari kalangan pemudi? Maryam adalah contoh perempuan muda yang mampu menjaga kehormatannya (tentang ini baca QS. Al-Anbiyaa’: 91 dan At-Tahriim: 12).
Istiqamah, Istiqamah!
Siapa pun tahu bahwa perintah memakai jilbab itu telah tertulis dalam Al-Qur’an QS. Al-Ahzab: 59, menyebutkan bahwa “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Sungguh, bagi masyarakat luas dan terutama bagi saudari-saudari kita, ibu-ibu kita, anak-anak kita yang tengah hanyut oleh arus modernisasi Barat dan mode mereka, tabahlah dalam menjalani ketaatan kepada Allah Ta’ala, perintah-Nya, dan khususnya yang berkaitan dengan pakaianmu.
Berusahalah, menuntut ilmu yang bermanfaat dan carilah pemahaman Islam yang benar beserta hukum-hukumnya. Milikilah, pandangan hidup Islam agar memiliki pemikiran berkarakter Islami. Terakhir, lewat mengikuti manhaj Islam keistiqamahan hidupmu akan terwujud.
Oleh : Alfi Huda
Editor : Novania Wulandari
Illustrator : Mufardisah