International Women’s Day: Refleksi Kesetaraan


Fa’iz Azmi Fauzia Alumni Mahasiswa UM Surabaya


Pada hakikatnya, wanita memiliki peran besar dalam peradaban bangsa. Wanita dianggal tonggak peradaban, yang bisa merubah suatu peradaban hanya dengan tanganya. Bahkan, dikatakan bahwa bangsa yang besar dapat ditentukan dengan moral perempuan pada zamannya. Jika perempuanya amoral maka rusak bangsanya dan sebaliknya.

Di tengah masifnya usaha perempuan keluar dari stigma yang membelenggu, perempuan hari ini telah bergerak ke arah yang lebih progresif dengan terjun dan terlibat langsung dalam masyarakat dengan berbagai inovasi dan ide-ide kreatif.

Banyak pernyataan tentang arti perempuan di era milenial. Saya akan memberi gambaran perempuan era milenial menurut pandangan perempuan-perempuan milenial itu sendiri. Perempuan masa kini adalah perempuan yang open-minded, aktif, berorentasi global dan mandiri.

Namun, Perempuan masa kini telah dikalahkan oleh fenomena kecantikan. Mengapa begitu? pikiran masyarakat sudah tercemar dengan standarisasi “kecantikan”. Jika berkulit putih, memakai bedak dan cara berpakaian haruslah sesuai model outfit terkini agar terlihat cantik.

Kebanyakan laki-laki menganggap perempuan adalah makhluk yang rumit, sebenarnya antara laki-laki dan perempuan memiliki sedikit perbedaan. Jika perempuan dalam berkomunikasi lebih cenderung sensitif sedangkan laki-laki cenderung asertif. Ada perbedaan emosi, cara pandang, problem solving, dan cara mengemukakan sesuatu. Pada laki-laki sumber utama cara berpikirnya berasal dari kecerdasan kognitif, secara khusus perempuan bisa seperti itu, kebanyakan perempuan lebih suka menggunakan perasaan dan emosinya untuk menyampaikan maksud dan bercerita.

Perempuan masa kini adalah perempuan multi-tasking, mereka mampu melakukan perbagai peran sebagai anak, istri, ibu, menantu, pendidik dan pekerja. Perempuan masa kini adalah mereka yang istimewa dan harus diistimewakan. Perempuan bukanlah makhluk domestik yang keberadaan eksistensinya selalu dibandingkan, dikesampingkan dan dijauhkan. Perempuan menjadi sumber kebahagiaan bagi setiap orang disekelilingnya. Perempuan adalah guru kehidupan pertama. Perempuan masa kini mempunyai future oriented dan tidak terbelenggu dalam budaya yang terus mensuburkan watak feodal dan patriarki.

Hari ini, jutaan orang di seluruh dunia menandai delapan Maret sebagai hari aksi untuk mendukung kesetaraan gender dan hak asasi manusia. Tema IWD “Each For Equal” menggaris bawahi peran perempuan untuk menentang stereotip budaya patriarki, melawan bias gender secara kolektif untuk menciptakan dunia lebih bermartabat.

What's your reaction?
0Suka0Banget
Show CommentsClose Comments

75 Comments

Leave a comment