Jika pelajar, mahasiswa, akademisi dan mayarakat bersatu membuat budaya belajar di tiap kampung, belajar di rumah dalam waktu lama pun tidak jadi masalah.
Perpanjangan masa belajar dari rumah untuk semua jenjang pendidikan memperlebar kesenjangan pemerataan pendidikan. Masyarakat dengan penghasilan rendah dan menengah mempunyai porsi di atas 50 persen dari total jumlah pelajar dan mahasiswa. Belum lagi ditambah dengan lebih dari 2 juta buruh dan pekerja formal-informal yang dirumahkan atau di-PHK.
Kebutuhan perangkat belajar seperti ponsel, laptop hingga pulsa untuk koneksi internet jauh dari jangkauan masyarakat. Kebutuhan primer sandang, pangan dan papan menjadi prioritas utama dalam upaya bertahan hidup saat pandemi.
Permasalahan akan timbul jika proses pendidikan di masa darurat tidak dapat diselesaikan. Angka putus sekolah di berbagai daerah diperkirakan akan meningkat baik di lingkungan perkotaan maupun desa. Masyarakat menengah bawah kini dalam bayang-bayang lingkaran tidak berujung (vicious circle) dapat menimbulkan kemiskinan struktural.
Masyarakat juga tidak dapat berharap banyak dari sistem pendidikan nasional yang jauh dari kata siap dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Sejauh ini salah satu solusi yang ditawarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ialah menginisiasi program belajar dari rumah yang ditayangkan di TVRI.
Terkait efektivitas program tentu menjadi pertanyaan besar, bagi pelajar tingkat dasar hingga menengah pertama akan terasa membosankan. Belum lagi tidak semua masyarakat mempunyai TV dan akses listrik.
Harapan besar pendampingan proses belajar di rumah berada pada orang tua. Namun kenyataannya pendampingan belajar dari tiap orang tua juga tidak bisa mencakup seluruh kebutuhan. Sebagian besar orang tua siswa sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Dengan kondisi yang demikian, solusi dari permasalahan terletak pada masyarakat itu sendiri. Seluruh elemen masyarakat harus mampu bertransformasi dan beradaptasi menciptakan budaya belajar di lingkungan masyarakat.
Seperti penerapan upaya PSBB tingkat kota dan kampung atau desa. Masyarakat desa lebih rapi dan tegas. Pembatasan sosial tingkat kampung atau desa menunjukkan hasil lebih baik dari pembatasan sosial tingkat kota dan provinsi.
Hal itu menjadi modal besar dalam upaya penyelesaian masalah pendidikan. Kekompakan dan budaya gotong-royong dalam masyarakat menjadi modal utamanya, tinggal bagaimana upaya mengkoordinir potensi tersebut.
Dalam satu kampung atau desa, sebagian besar memiliki struktur pelajar dasar hingga menengah atas, mahasiswa, ditambah para guru dan akademisi jika ada. Struktur masyarakat yang lengkap mempunyai potensi yang jarang dipahami. Selama ini, masyarakat cenderung berjalan sendiri dalam membangun budaya belajar.
Bayangkan saja jika saat pandemi ada sebuah budaya belajar atau sekolah yang dibangun rakyat secara mandiri. Siswa sekolah dasar belajar bersama siswa sekolah menengah pertama, siswa sekolah menengah pertama belajar bersama siswa sekolah menengah atas. Mahasiswa dapat mengajari siswa sekolah menengah atas dan membuat suatu program untuk peningkatan ekonomi. Guru dan akademisi melakukan penelitian terkait desa, menakjubkan.
Sumber belajar utama terletak pada masyarakat sendiri, kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Tidak melulu belajar secara formal, seperti belajar matematika hanya dalam bentuk teks, belajar matematika dapat dimulai dengan mengukur luas petak sawah atau pekarangan rumah. Dengan begitu dampak pendidikan dapat langsung dirasakan manfaatnya.
Pendidikan harus dekat dengan lingkungan dan kondisi masyarakat, agar para generasi penerus tidak asing dengan kampung halaman. Sejalan dengan perkataan penyair WS Rendra dalam Sajak Seonggok Jagung (1975):
“Apa gunanya pendidikan bila hanya membuat seseorang menjadi asing di tengah kenyataan persoalannya? Apa gunanya pendidikan bila hanya mendorong seseorang menjadi layang-layang di Ibu Kota, kikuk pulang ke daerahnya?”
Kelas-kelas belajar bisa diadakan di halaman rumah, pos kampling, bahkan di sawah atau perkebunan. Menanamkan kembali jiwa ekologisme pada generasi penurus yang semakin asing dengan pelestarian alam. Alam menjadi laboratorium yang baik, mengajarkan keseimbangan.
Orang tua tidak lagi khawatir dengan nasib pendidikan anak, mereka dapat bekerja dengan tenang dan pulang dengan senyuman kasih sayang. Serta mendatangkan berbagai manfaat, semisal menanggung jajan atau makanan penunjang belajar yang disediakan bersama. Selain itu juga tidak diperlukan lagi alat transportasi bermotor untuk menuju sekolah, cukup dengan berjalan yang menyehatkan.
Tidak diperlukan lagi seragam untuk menyamakan status, sejatinya status mereka sudah sama. Generasi penerus bangsa yang harus paham akan budaya kebangsaan. Budaya bangsa kini mulai buram, lebih banyak mengenal budaya Korea, Barat, Timur tengah hingga lupa akan budaya bangsa.
Kondisi belajar dari rumah ini menjadi momentum yang baik untuk mengenalkan kembali budaya bangsa. Selama ini penanaman budaya di sekolah belum cukup, bahkan sangat minim. Pelajaran seni budaya yang ada hanya diisi dengan membuat kerajinan tanpa menanamkan sifat dan kebudayaan bangsa yang harusnya dimiliki para siswa.
Melalui konsep Sekolah Kampung seperti penjelasan sebelumnya, kita akan sadar bahwa ada yang lebih penting dari sekadar mengenalkan teknologi pada siswa. Pondasi kebudayaan dan kepribadian siswa menjadi keutamaan, kesadaran literasi sosial harus terbangun.
Membangun podasi melalui budaya belajar yang baik, pemahanam budaya bangsa, mengenali potensi daerah tempat tinggal jauh lebih baik dari membangun ratusan industri dan menanam investasi dari luar.
Sudah cukup puluhan tahun masyarakat menjadi budak industri, terbukti bahwa industri besar hanya memperkaya segelintir golongan. Kelak masyarakat tidak lagi menjadi budak-budak teknologi, teknologi yang akan mengikuti kehendak rakyat.
Kesejahteraan masyarakat akan terwujud saat mereka mengenal jati diri dan bangsanya. Sadar budaya, memiliki etos gotong-royong dan kemanusiaan yang baik. Melalui Sekolah Kampung inilah dapat dimulai kembali mendekatkan generasi bangsa dengan budaya dan potensi bangsanya.
Pendidikan harus memerdekakan dan membebaskan rakyat dari belenggu kebodohan. Menjadikan rakyat sebagai subyek bukan obyek. Tujuan pendidikan adalah mencerdasakan kehidupan bangsa, bukan mendikte kehidupan bangsa.
Pucukmera.ID – Sebagai media anak-anak muda belajar, berkreasi, dan membangun budaya literasi yang lebih kredibel, tentu Pucukmera tidak bisa bekerja sendirian. Kami membutuhkan dukungan dan kolaborasi dari semua pihak. Untuk itu, kami merasa perlu mengundang tuan dan puan serta sahabat sekalian dalam rangka men-support wadah anak muda ini.
Tuan dan puan serta sahabat sekalian dapat men-support kami melalui donasi yang bisa disalurkan ke rekening BNI 577319622 a.n Chusnus Tsuroyya. Untuk konfirmasi hubungi 085736060995 atau email sales@pucukmera.id
6 Comments
Violette
Perfect PCT Guide: Post-Cycle Support Essentials
# Perfect PCT Guide: Post-Cycle Support Essentials
## Key Takeaways
Post-Cycle Therapy (PCT) is essential for bodybuilders who
have completed a steroid or prohormone cycle. It helps restore
hormonal balance and ensures optimal recovery.
Without proper PCT, you risk hormonal imbalances and reduced performance.
## Understanding Post Cycle Therapy (PCT)
PCT refers to the period after a cycle during which bodybuilders use specific supplements
to aid in recovery and hormone regulation. It’s crucial for maintaining health
and effectiveness.
## What is Post Cycle Therapy?
PCT is a recovery phase following anabolic steroid or prohormone
usage. Its primary goals are restoring testosterone
levels, managing estrogen, and promoting overall health.
## The Importance of PCT
PCT prevents hormonal imbalances and aids in muscle retention and recovery.
It ensures that your body returns to a natural state after the intense demands of a cycle.
### Perfect PCT: Key Components for Effective Recovery
#### Testosterone Recovery
Testosterone recovery is vital. Use supplements like
Clomid, Nolvadex, or Arimidex to stimulate testosterone production and manage estrogen.
#### Estrogen Management
Excess estrogen can harm health and muscle growth. Anti-estrogens like Tamoxifen or aromatase inhibitors
help maintain balance.
#### Additional Supplement Support
Vitamin D, antioxidants, and omega-3s enhance recovery by reducing oxidative stress and supporting hormone health.
## How to Implement a Successful PCT Protocol
#### When to Start PCT
Begin 2-4 weeks post-cycle to allow hormones to stabilize.
Timing is crucial for effectiveness.
#### Duration of PCT
A standard protocol lasts 4-6 weeks, depending on individual recovery needs and steroid use duration.
#### Monitoring and Adjustments
Regular blood work monitors hormone levels.
Adjust supplements based on results to optimize recovery.
## Conclusion
PCT is a cornerstone of bodybuilding. Proper implementation ensures health, recovery, and
longevity in the sport.
### FAQ
**What is Post Cycle Therapy (PCT)?**
PCT is a recovery phase post-steroid use aimed at restoring hormonal balance and
health.
**Why is PCT important for bodybuilders?**
It prevents hormonal imbalances, maintains muscle mass, and supports overall
well-being.
**When should someone start their PCT?**
Typically 2-4 weeks after the cycle ends to allow hormones to stabilize.
**How long does a typical PCT protocol last?**
Generally 4-6 weeks, depending on individual needs
and steroid use duration.
**What supplements are recommended for testosterone recovery during PCT?**
Clomid, Nolvadex, or Arimidex can aid in testosterone recovery.
**How can estrogen levels be managed in PCT?**
Use anti-estrogens like Tamoxifen to balance estrogen levels.
**What role does monitoring hormone levels play during PCT?**
Regular blood tests monitor hormone levels and guide supplement adjustments.
**What additional supplements can enhance the effectiveness of PCT?**
Vitamin D, antioxidants, and omega-3s support recovery
and hormone health.
## Source Links
Buy 2, Get 1 Free + Extra 20% Off Limited Time Offer
## Leave a Comment
Also visit my web-site :: Bodybuilding Steroid Stacks
Brett
70918248
References:
steroids for headaches, https://git.akarpov.ru/jeannielight93,
Lucy
70918248
References:
How Do Steroids Build Muscle (https://Git.Camus.Cat/)
Juana
70918248
References:
where can you find steroids
Pearlene
70918248
References:
10 to The
Camilla
70918248
References:
what are products that are consumed rapidly and regularly classified as?
– https://pilowtalks.com/@martylearmonth,