Muhammad Iqbal Fuadhi
PUCUKMERA.ID — Mobilitas dan pergerakan milyaran manusia begitu masif bahkan setiap jengkal tanah berdiri tegak ratusan bangunan membuat kota menjadi sangat padat dan penuh sesak inilah fenomena tinggal di negara dengan populasi penduduk tertinggi kedua di dunia, jika kita melihat potret India tentu dengan kepadatan penduduk tinggi membuat kebutuhan akan lahan juga mengalami kenaikan akan tetapi lahan tidak bisa memenuhi kebutuhan 1,2 Milyar penduduk negara itu. Hingga harus memanfaatkan lahan sempit untuk menjadi kawasan hunian penduduk masih banyak ditemui kawasan kumuh dan masyarakat miskin tak mengherankan karena negara para dewa ini bukan termasuk dalam jajaran negara maju layaknya Jepang dan Korea negara ini masih menyandang status negara berkembang di kawasan Asia. Kemapanan penguasaan teknologi tentu menjadi keinginan sekaligus mimpi semua negara baik negara berkembang hingga negara terbelakang yang berusaha diwujudkan dengan maksud bersaing menjadi kompetitor negara maju yang didominasi kawasan Eropa dan Amerika.
Teknologi memainkan peranan dan berpengaruh penting sebagai kebutuhan yang tak dapat dilepaskan dari genggaman manusia semua bergantung pada perangkat dan sistem yang dirancang serta direkayasa manusia ini, penemuan inilah yang merevolusi hasrat dan pola pikir segelintir individu maupun kelompok untuk menciptakan produk juga inovasi baru dengan bantuan teknologi. Melalui hal tersebut kini bisa memainkan peran dalam dunia teknologi tanpa memandang status negara atau reputasinya sebab kini teknologi menjadi media pengembangan bagi negara berkembang sehingga akan berpeluang menjelma menjadi kompetitor serius bagi negara besar.
Hegemoni perusahaan teknologi dominan digenggam oleh Amerika Serikat dengan beragam manufaktur teknologi lahir di negeri Hollywood itu, sebut saja IBM, DELL, Apple, Microsoft, Meta berkembang pesat hingga mampu melakukan ekspansi ke hampir seluruh negara di dunia. Dari segi tenaga kerja, teknisi bahkan pimpinan korporasi tersebut tidak seratus persen berasal dari Amerika serikat serta tidak hanya berasal dari negara G 7 yang tergolong dalam kluster negara maju, dengan beragam kelebihan dan keuntungannya akan tetapi berlaku juga bagi penduduk dari negara berkembang untuk mendapatkan hak sama bekerja dan menduduki jabatan penting di perusahaan raksasa ternama dunia meski tak sebanyak dari negara maju. Layaknya Inggris, Jerman, Perancis dsb mereka dapat bekerja berdasarkan kompetensi diri dan mutu sebagai daya tawarnya sehingga berhasil memikat perusahaan untuk meminang.
Revolusi besar dan langkah jenius dilakukan oleh India dengan membangun pusat teknologi dan pusat Startup seperti layaknya Silicon Valley yang menjadi markas bagi Google, Microsoft dan perusahaan besar lainnya. Hingga pada akhirnya berhasil menarik minat perusahaan kenamaan dunia untuk melakukan relokasi atau membuka cabang perusahaan di kawasan ini, tak hanya itu negeri Bollywood itu berhasil menyulap Bangalore sebagai kawasan sentral teknologi sekaligus tempat pengembangan dan produksi perusahaan teknologi nasional India. Mengutip dari CNN Indonesia mengacu pada data peringkat Startup Genome pada 2018, kawasan kota startup tersebut menjadi kawasan manufaktur nan maju sekaligus masuk jajaran kota di antara 14 ekosistem manufaktur dan robotika global terkemuka, menyalip kota metropolitan lain seperti Mumbai dan New Delhi.
Keberhasilan tersebut sebagai bukti keseriusan pemerintah India terhadap riset, pengembangan dan penerapan teknologi dan layak diperhitungkan bukan lagi menjadi penonton melainkan mulai beranjak menjadi pemain dalam ranah teknologi.
Sundar Pichai menjadi orang penting di Google setelah duduk di kursi CEO menggantikan Brian dan Larry Page, ia memiliki kemampuan intelegensi yang luar biasa dan dapat menghantarkan dirinya mendapatkan beasiswa Master di Stanford University di sisi lain ia memiliki daya ingat yang kuat, hal itu diketahui oleh ayahnya seorang teknisi listrik Pichai kecil juga amat meminati teknologi, Pichai sebelumnya menjabat sebagai kepala pemasaran produk Google dan sempat menjadi incaran raksasa teknologi lainnya Twitter dan sempat dirumorkan menjadi CEO Microsoft hingga akhirnya Sundar Pichai secara sah menggeser pendiri Google dari posisi CEO.
Jika kita menelisik dunia pendidikan India tidak ada yang istimewa layaknya Jepang dan Korea Selatan melainkan terkesan seperti negara berkembang pada umumnya, namun berhasil muncul tokoh yang mengejutkan mampu menyingkirkan orang – orang asal negara maju mengingat seleksi yang amat ketat untuk menjadi petinggi perusahaan sekelas Google dan Microsoft. Tentu, bagi mereka yang ingin bekerja di sana tak hanya bermodalkan kecerdasan akan tetapi juga etos kerja, kedisiplinan tinggi, kepemimpinan yang memiliki visi dan inovasi dan jangan lupakan kemampuan manajerial yang mumpuni sehingga terhitung berhasil menyisihkan orang yang berasal dari negara maju dan itu dibuktikan oleh India
Menjadi sebuah prestasi besar bagi salah satu negara yang masuk dalam kategori berkembang mampu meletakkan putra terbaiknya di jabatan strategis. India kini bukan hanya berhasil melahirkan aktor maupun aktris ternama bersamaan dengan film Bollywood yang populer melainkan juga berhasil mengorbitkan tokoh yang menduduki jabatan strategis di perusahaan besar Amerika pengembang teknologi informasi seperti Microsoft, Google dan Twitter, ketiga platform tersebut menjadi aplikasi populer yang lekat dengan masyarakat dan terdapat di dalam ponsel dan komputer, masyarakat dapat memanfaatkan perangkat lunak tersebut sebagai alat bantu secara gratis melalui mekanisme registrasi melalui akun pengguna tidak lain untuk menuntaskan beragam keperluan hingga mengembangkan soft skill individu.
Riset memang menjadi kunci yang dapat mengubah persepsi dan wajah sebuah negara. Reputasi positif didapat melalui terciptanya sebuah produk hingga menjadi hak paten sekaligus dapat diproduksi hingga tahap akhirnya adalah melakukan ekspansi pasar. Hal serupa juga dilakukan Turki pasca embargo oleh Amerika Serikat. Negara tersebut bergerak cepat untuk melakukan pengkajian juga riset, kini negeri para sultan itu menghasilkan produk riset menjanjikan semua itu dilakukan sebagai langkah mengurangi ketergantungan akan produk AS. Sistem pendidikan India masih menganut pola konservatif dan tidak dibekali kompetensi yang memadai tidak relevan dengan perkembangan zaman yang kini telah beranjak pada sistem pendidikan baru abad 21.
Kinerja guru di sana tidak terfokus pada pengajaran di dalam kelas akan tetapi pekerjaan lain yang tidak berkaitan sehingga inilah mungkin penyebab guru kapasitas mengajarnya rendah. Dari realitas tersebut menandakan bahwa pendidikan India masih tertinggal dan stagnan dari segi kompetensi guru seakan kesulitan dalam implementasi pendidikan berbasis teknologi akan tetapi seiring berjalannya waktu India mulai berbenah dan memiliki ambisi untuk menjadi negara super power dan masuk sebagai negara inovatif di dunia menurut survei Global Innovation Index pada 2018. dalam bidang teknologi informasi masuk dalam jajaran negara dengan ekosistem teknologi paling pesat di dunia. Selain itu ilmuwan, teknokrat maupun cendekiawan India juga berperan besar terhadap pesatnya ilmu pengetahuan seperti Srivinansa Ramanujan, Sathyendra Nat Bose, Subrahanyan Chadrasekar menjadi penemu beberapa teori dan peraih Nobel dalam penemuan teori evolusi bintang pada 1983 serta tersemat dalam nama partikel sub atomik boson.
Hal ini semakin memperkuat asumsi bahwasanya India memiliki DNA penghasil cendekiawan hebat meski bukan negara maju akan tetapi dengan sistem pendidikan tinggi yang cukup luar biasa diperkuat beberapa Institut teknologi yang tersebar di kota besar dan masuk dalam jajaran ekosistem terbesar teknologi dunia hingga menempati urutan ke 3 berdasarkan riset NASCOM sekaligus negara terkoneksi di dunia nomor 2 dengan durasi per hari di depan layar ponsel hanya 169 menit pada 2017.
Menurut data Global Innovation Index 2021 menempatkan India sebagai negara inovatif di urutan ke 46 di dunia dari data tersebut memperkuat reputasi dan posisi India dalam percaturan di kancah internasional. Sehingga banyak muncul produk made in India yang memiliki kualitas yang tidak bisa dianggap remeh jika dikomparasikan dengan standar Eropa dan Amerika.
Sistem dan program jangka panjang yang digagas pemerintah India dapat ditiru oleh negara berkembang lainnya di dunia pada umumnya dan kawasan Asia pada khususnya termasuk Indonesia dengan memperkuat ekosistem riset dan pengembangan IT secara seimbang, ditopang adanya kawasan khusus pengkajian dan penerapan teknologi yang terpusat. Maka, semua itu dapat berjalan secara optimal tak hanya itu saja mungkin tidak dominannya pengaruh politik dalam lembaga riset memberikan angin segar bagi lembaga tersebut untuk melakukan inovasi sekaligus eksperimen yang akan membantu dan menghantarkan negaranya memiliki daya saing mumpuni untuk memenangkan persaingan kompetisi global. dan akhirnya mendorong negara maju sekelas Amerika pun bergantung pada Sumber Daya Manusia asal India atau keturunan India yang memiliki kualitas dan kualifikasi yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh korporasi besar di Amerika atau bahkan Eropa.
Potensi besar SDM India disertai komitmen kuat pemerintahannya menghasilkan kegemilangan dan kebangkitan bukan hanya industri film lokal, melainkan juga mulai merambah ke teknologi yang akan berpeluang untuk menyaingi hingga melampaui negara besar nan maju secara tradisional seperti Amerika dan negara Eropa dan menjadi kebanggaan bagi seluruh rakyat India dan rakyat benua Asia.
Pucukmera.id – Sebagai media anak-anak muda belajar, berkreasi, dan membangun budaya literasi yang lebih kredibel, tentu Pucukmera tidak bisa bekerja sendirian. Kami membutuhkan dukungan dan kolaborasi dari semua pihak. Untuk itu, kami merasa perlu mengundang tuan dan puan serta sahabat sekalian dalam rangka men-support wadah anak muda ini.
Tuan dan puan serta sahabat sekalian dapat men-support kami melalui donasi yang bisa disalurkan ke rekening BNI 577319622 a.n Chusnus Tsuroyya. Untuk konfirmasi hubungi 085736060995 atau email sales@pucukmera.id.