Kartini bisa tersenyum melihat perempuan-perempuan dan bangsa Indonesia yang kritis, berpemikiran tajam, lepas dari bentuk penjajahan.
Hadirnya literasi digital secara apik membuat kemampuan masyarakat dan publik mengklasifikan berita berdasarkan data dan fakta bisa lebih dioptimalkan.
Setiap niat dan tujuan yang baik serasa bernilai ibadah dalam setiap langkahnya apabila memang berniat karena Allah dan melibatkan Allah dalam setiap pilihan dan urusannya.
Inilah yang disebut dengan moral panic karena media dianggap sebagai sumber dari berbagai masalah degradasi moral. Hingga pada akhirnya muculnya berbagai tindakan asusila seperti kekerasan dan sebagainya.
Tapi saya percaya, sebuah media dicari atau dikenang karena karakternya. Sepanjang jelas media itu bersuara untuk apa, menghadap ke mana, dan dikelola dengan cara-cara yang kolektif, bagi saya itu cukup. Saya juga percaya, Pucukmera akan akan menemukan kekuatannya.
Terlepas dari kerumitan membangun media, saya hendak berterima kasih pada semua keluarga Pucukmera yang masih bertahan hingga detik ini.
Hal ini lebih melihat pada bagaimana Islam mengenalkan konsep pemerataan pembagian hasil kekayaan negara melalui distribusi tersebut, yang tentunya pendapatan negara tidak terlepas dari konsep-konsep Islam, seperti zakat, wakaf, warisan dan lain sebagainya.
Wikan Agung PUCUKMERA.ID – Seorang kawan yang cukup skeptis pernah berkata, “Buat apa sih merayakan ulang tahun? Bukannya waktu selalu memperbarui dirinya setiap saat?” Kalimat tersebut tidak ada salahnya, karena waktu memang terus berjalan. Siapa sih yang bisa menghentikan waktu kemudian menyalakannya kembali? Sehingga lebih tepatnya, menurut pengetahuan pendek saya, hanya sebatas merayakan berulangnya tanggal lahir di waktu yang berbeda. Lantas bagaimana…