“Elok sekali gestur tangannya, naik turun, mengepal, menunjuk-nunjuk menambah gairah kalimat-kalimat yang ia lontarkan dari balik corong pengeras suara. Ratusan pengunjuk rasa sibuk bereaksi. Gemuruh tepuk tangan terdengar merdu, bersahut-sahutan.”
Jam istirahat tiba. Kendra teringat tentang ramalan yang ia baca pagi tadi. Kalimat itu terulang lagi di kepalanya, bahwa hari ini akan menyenangkan. Kendra berfikir, bagaimana jika ia gunakan kesempatan ini untuk mengungkapkan perasaannya kepada sang pujaan hati?
Benar, aku menyimpan kotak bekal kesayangan Sukma, aku menyimpannya bersama Sukma dalam ingatanku.
Merlin yang mempunyai hobi menari membayangkan betapa cantik dan menawan sepatu itu di kakinya. Merlin berfikir untuk memberitahu sang ibu bahwa ia sangat menginginkan sepatu itu.
Aku bosan dan lelah dengan rutinitasku. Hanya berangkat dan pulang bekerja setiap hari. Sesekali menerima keluhan beberapa pelanggan yang tidak puas.
Usai mendengar penjelasan paman tentang apa yang terjadi, Feby sungguh terkejut. Ia merasa sulit percaya dengan ucapan pamannya dan langsung berlari ke dalam rumah.
Kembali kutatap cermin di hadapanku. Ada pantulan diriku dan ayah. Kulihat mata ayah berkaca-kaca. Takut terjadi sesuatu, kueratkan genggaman tanganku dan tangannya.
Kura-kura sakti itu hanya tersenyum kecut mendengar keyakinan Raja Singa mencari rusa bertanduk emas tanpa memikirkan apa akibatnya. Tak lama kemudian, tubuh Kura-kura sakti itu menghilang bak ditelan bumi.