Berita-berita Kehilangan

Honing Alvianto Bana
Suka bertani dan beternak. Ia juga menulis cerpen dan puisi


TKI

Empat tahun lalu, ia berangkat ke Malaysia. Diiringi doa dan harap. Hari ini, ia telah kembali.

Di ujung pintu bandara, ia disambut orang-orang tersayang. Jasnya hitam. Wajahnya pucat. Tubuhnya kaku. Ia tertidur pulas bagai patung.

Mimpi Buruk

Siang tadi, kau bahagia tanpa sebab. Tertawa tanpa henti.

Malam ini, seseorang datang menyapamu lewat mimpi. Kau lihat wajahnya. Murung. Kau seperti mengenalnya.

Pagi hari, kau terbangun. Mengais mimpi yang samar-samar. HP berdering. Ayah menelpon dari kampung. Semalam, adikmu mati kecelakaan. Kepalanya pecah dilindas tronton.

Anak yang Tak Kunjung Pulang

Perempuan itu menunggu seseorang. Sejak pagi tadi, ia sibuk memasak. Hari ini, anak laki-lakinya akan pulang. Ia terlihat sangat bahagia.

Tapi hingga tengah malam, anaknya tak kunjung tiba. Ia mulai terkantuk-kantuk dan bosan.

Mendadak seseorang mengetok pintu. Ia tergeragap dan bangkit. Tapi ia tak mendapati anaknya, kecuali berita duka.

Anak laki-laki yang paling ia cintai, yang hari ini akan pulang ke rumah, sedang tertidur pulas di kamar mayat.

Anjing Mengaung

Kau terbangun tengah malam. Mendengar sekumpulan anjing mengaung tanpa henti. Kau bertanya dalam hati, “Ada apa gerangan?”

Pagi harinya, seseorang datang mengabarimu, “Semalam, Om Tinus, tetangga sebelah di rumahmu mati gantung diri.”

Gantung diri

Sepanjang hari, Joni duduk bersarung sepi. Di teras rumahnya, ia suka menghabiskan waktu.

Wajahnya tampak murung, senyumannya redup, pudar dikunyah kenangan. Ia seakan tak lagi bergairah untuk hidup, sejak diputuskan oleh kekasihnya.

Tadi pagi, masih kulihat ia duduk bersarung sepi; tatapannya kosong, melanglang lepas melewati deretan bunga di halaman, beberapa batang ubi kayu, pucuk daun sirsak, membubung di atap rumah tetangga, lalu jatuh ke ufuk senja tak bertepi.

Sungguh, kasihan nasipnya. Semalam, ia ditemukan menjulurkan lidah. Matanya melotot. Tubuhnya kaku, tergantung bagai buah alpukat.

Pergi untuk Selamanya

Sore itu Simon akan datang melamarnya, tapi hingga pukul empat sore, Simon tak kunjung datang.

Keluarga besarnya mulai bertanya-tanya. Ia mulai gelisah. Perasaanya tak enak. Detak jantungnya terasa berdegup lebih cepat. Cepat sekali. Ia merasakan seperti ada sesuatu yang berbeda dari biasanya.

Sore itu, ia kenakan kain sarung dan baju merah tua peninggalan Ibunya. Ia tampak lebih manis dari biasanya.

Tapi, tapi kenapa detak jantungnya semakin keras, sampai telapak tangannya pun ikut berkeringat.

Beberapa kali ia usapkan tangannya pada kain sarung yang membalut tubuhnya. Ia tak tahu kenapa detaknya semakin keras. Kenapa semua terasa begitu sepi? Kenapa? Ia bertanya dalam hati.

Ia hanya terdiam sambil bertanya pada hatinya. “Apakah janji yang pernah diucapkan Simon akan tertunai hari ini?” Entahlah. Ia hanya menunduk sambil memainkan ujung sarungnya. Matanya sayu. Telinganya dipenuhi detak memaksa. Suara perbincangan keluarga besarnya tak lagi ia hiraukan.

Tiba-tiba, tiba-tiba kerumunan orang mendekati rumahnya. Mendekati dari arah jalan setapak itu. Ia hanya menoleh sambil bertanya dalam hati, “Apa yang terjadi?”

Detak jantungnya semakin keras. Entah berapa kali ia usapkan tangannya yang basah. Ujung sarung itu pun mulai lusu. Baju yang ia kenakan pun semakin kusut.

Apa yang didengarnya, apa yang disaksikannya membuat semuanya terasa gelap. Gelap gulita. Ia tergolek lemah dipangkuan ayahnya.

Simon, kekasih yang paling ia cintai, yang sore ini akan datang melamarnya, akhirnya pergi untuk selamanya.


Pucukmera.ID – Sebagai media anak-anak muda belajar, berkreasi, dan membangun budaya literasi yang lebih kredibel, tentu Pucukmera tidak bisa bekerja sendirian. Kami membutuhkan dukungan dan kolaborasi dari semua pihak. Untuk itu, kami merasa perlu mengundang tuan dan puan serta sahabat sekalian dalam rangka men-support wadah anak muda ini.

Tuan dan puan serta sahabat sekalian dapat men-support kami melalui donasi yang bisa disalurkan ke rekening BNI 577319622 a.n Chusnus Tsuroyya. Untuk konfirmasi hubungi 085736060995 atau email sales@pucukmera.id.

What's your reaction?
1Suka0Banget
Show CommentsClose Comments

1 Comment

  • Inscreva-se na binance
    Posted March 29, 2024 at 4:25 pm 0Likes

    Your point of view caught my eye and was very interesting. Thanks. I have a question for you.

Leave a comment