Banyak para perantau yang kembali ke kampung halaman, kerumah ibu bapak serta keluarga tercinta hanya untuk melepaskan rindu dan saling memaafkan satu sama lain. Bukan hanya sekedar itu saja, menikmati makanan khas lebaran juga menjadi agenda wajib. Sebagai contoh rendang, opor ayam, umbud kelapa, cake lapis (khas Serawak), burasak (khas Sabah), dan sebagainya. Tak luput pula si “Lemang”. Sajian khas beraya di negeri jiran Malaysia.
Lemang merupakan kuliner khas yang tak boleh ketinggalan. Makanan yang berasal dari beras ketan atau dikenal sebagai beras pulut ini selalu menjadi menu utama di hari raya. Cara memasak yang unik serta bahan yang tak biasa menjadi daya tarik tersendiri. Terutama bagi para tamu dari negeri seberang. Sajian tradisional Melayu ini akan banyak kita jumpai di sepanjang jalan Malaysia terutama yang berdekatan dengan perkampungan. Kebulan asap dari bakaran bambu mengundang selera para penikmatnya. Para penjual akan nampak dengan asyiknya “mengipas-ngipas” bara api, seraya menanti pembeli. Harga berkisar antara 2-3 ringgit per batang.
Cara membuatnya tak boleh diremehkan, sebab butuh kesabaran, kebersihan, dan teknik memasak yang benar. Sebab kalau terlewat sedikit saja, sudah tak jadi lemang. Proses pertama adalah mencuci segala bahan dan peralatan. Seperti beras ketan (pulut), kelapa, bambu yang sudah dipotong, daun pisang, pemarut, pisau dan sebagainya. Kemudian parut kelapa dan peras untuk mendapatkan santan. Proses berikutnya ialah mengukur daun pisang yang sudah di”lap” bersih dengan kain ke bagian luar bambu, kemudian potong dengan pisau. Tujuannya agar daun pisang bisa “pas” masuk kedalam bambu (Buluh). Daun pisang dimasukkan ke dalam bambu secara melingkar mengikuti bentuk wadahnya, dan masukkan beras pulut secara perlahan. Pastikan ketan masuk kebagian bambu yang berdaun pisang. Tuang santan kedalam buluh, hingga memenuhi permukaan, setelah itu tutup bagian atasnya dengan daun pisang yang dikepal-kepal.
Panaskan api dibakaran arang, kemudian susun berdiri tegakkan lemang diperapian dan bakar. Kipas-kipaskan perapian selama proses memasak. Tunggu hingga bagian luar bambu berubah warna kekuningan atau kecoklatan, boleh juga dengan membuka penutupnya tadi untuk mengetahui tingkat kematangan ketan. Apabila sudah masak boleh diangkat dari perapian. Cara mengeluarkannya juga unik. Buka penutupnya keluarkan daun pisang berisi pulut matang tadi, potong beserta daunnya dan siap disajikan.
Lemang biasanya dinikmati dengan rendang atau ayam gulai yang dimasak menggunakan bambu juga. Tekstur kenyal si ketan berpadu dengan nikmatnya kuah berempah dan empuknya daging, dijamin membuat lidah bergoyang seraya berkata “pengen nambah lagi”. Sajian tradisional Malaysia ini konon merupakan makanan yang sudah ada sejak jaman dahulu. Resepnya pun bisa dikatakan turun-temurun. Ke 14 negeri di Malaysia seperti Perak, Pulau Pinang, Kelantan, Kedah, Selangor dan negeri lainnya, juga membuat lemang dimasa lebaran Idhul Fitri tiba. Penikmatnya mulai dari kanak-kanak hingga orang berusia lanjut.
Sayangnya, saat ini sudah jarang orang melayu membuat sendiri di rumah. Kebiasaan konsumtif dan serba praktis mengurangi tradisi pembuatan lemang ini. Area perkotaan pastinya berbeda dengan perkampungan yang orang-orangnya masih mempertahankan kebiasaan membuat lemang. Jadi, bagi siapapun yang ingin mengetahui proses seraya menikmati langsung hidangan khas beraya di Malaysia, silahkan berkunjung ke negara Twins Tower ini.
Oleh : Aysha Vio Ferika Hana Christvany Islamwell
(Penulis merupakan mahasiswi di Kolej Universiti Teknologi Islam, Port Dickson Malaysia)
Illustrator : Rahmi Rabbani