Berakhir Imbang

PUCUKMERA – Setelah sekian lamanya berlaga dikanca pertandingan melawan ego, mulai babak kualifikasi dilanjutkan penyisihan grup yang penuh dengan tantangan, cobaan dan hambatan. Cobaan berasal dari dalam diri dan luar diri, meski keputusan akhir tetap ada pada diri sendiri. Tak jarang godaan dari luar akan membuat kita gugur dari laga pertandingan yang sangat menggetirkan.

Ditawarkannya suatu keindahan, kemolekan dunia dan segarnya es degan. Dipertontonkan suatu sandiwara manusia dengan berbagai alur cerita. Seolah berperan sebagai raja dan penguasa dunia, seperti orang yang tak takut akan segala hal dan peraturan pertandingan yang telah dibuatnya. Menganggap pengawas pertandingan tak mampu lagi menjaga keadilan laga, karena dia adalah seorang raja dunia.

Pemanasan sebelum laga di mulai sangatlah penting, kebugaran badan harus selalu dijaga. Berbagai persiapan atau pemanasan dilakukannya untuk menangkal radikalisme yang menyerang. Iman adalah benteng terakhir pertahanan diri, pemain terakhir yang akan memastikan gawang bebas dari serangan dan kebobolan dari lawan. Latihan rutin harus dijalani, berlari-lari kecil menuju masjid menjadi rutinitas tiap hari.

Saat petang menjelang pertanda waktu istirahat datang, teh hangat disajikannya beserta sebongkah roti dan kurma tuk menambah energi yang telah terkuras. Badan kembali segar tanda siap tuk menghadapi laga malam. Setelah cukup melaksankan laga di waktu malam, tiba waktunya mengevaluasi hasil latihan dan laga malam yang telah dilewatinya. Saat dini hari datang, segera bersiap menyiapkan kebututuhan diri untuk sehari penuh agar kondisi tetap fit saat berlatih seharian penuh dan bugar saat berlaga di malam hari.

Setelah hampir sebulan penuh tibalah pada laga final. Di hari yang ke-29, puncak kemenangan seolah akan diraihnya. Semua yang berhasil lolos masuk pada laga final ini, saling mempersiapkan laga terakhirnya. Disambutnya dengan penuh kegembiraan, haru suasana di laga terakhir ini. Bergema seluruh dunia, bergetar dibuatnya. Hari ke-30 inilah akan dilihatnya hasil akhir pertandingan. Berbagai sajian telah disiapkannya, sambutan terbaik ditunjukkannya.

Laga terakhir ini berakhir dengan skor 0-0, bagi sebagain orang skor ini adalah skor yang sangat tidak diinginkan. Sebab tak ada pemenang dan sang kalah, tak bisa mengunggulkan satu dengan yang lainnya, ada juga yang kecewa karena uang taruhannya tak jadi berlipat ganda, Ahhh.

Namun inilah skor terbaik yang harus kita rayakan bersama, sebagai simbol keadilan, toleransi dan sebuah bentuk keutuhan dari kekeluargaan manusia. Tua muda anak-anak dewasa riang dibuatnya, seolah noda hitam terguyur habis menjadi putih nan bersih. Semua pendukung saling berjabat tangan, setiap pemain bergembira dan saling berpelukan bagai teletabis.

Yhaa inilah akhir dari serangkain laga yang berkepanjangan ditutup dengan laga akhir dengan skor 0-0. hamdalah. [didin]

What's your reaction?
0Suka0Banget
Show CommentsClose Comments

0 Comments

  • Aby Priyo utomo
    Posted June 18, 2018 at 12:06 am 0Likes

    Ngeri kali presenter bola ini yaa

Leave a comment