Abie Dhimas Al Qoni
Berdomisili di Yogyakarta, dapat disapa di media sosial @abiedhimas
Novel Arok Dedes adalah salah satu karya Pramoedya Ananta Toer yang cukup fenomenal. Tokoh utama dalam novel ini adalah Arok. Seorang anak desa, bekerja sebagai petani dari kasta Sudra. Dengan segala kecerdikan dan kecerdasannya, Arok berhasil menjatuhkan kekuasaan Tunggul Ametung di Tumapel. Peristiwa itu adalah pemberontakan pertama yang terjadi di tanah Jawa. Untuk menjatuhkan Tunggul Ametung, Arok tidak bekerja sendiri. Arok dibantu oleh gurunya, seorang Brahmana bernama Dang Hyang Lohgawe, yang disingkirkan oleh Kerajaan Kediri. Selain itu, Arok juga dibantu oleh Dedes, istri Tunggul Ametung.
Tunggul Ametung adalah seorang Akuwu penguasa Tumapel, sebuah daerah di bawah Kerajaan Kediri. Tunggul Ametung digambarkan sebagai seorang penguasa yang rakus akan kekuasaan. Dahulunya Tunggul Ametung adalah seorang Sudra, karena sering melakukan pembajakan dan pencurian di sekitar Kerajaan Kediri, kastanya diangkat menjadi satria oleh Kediri. Selama berkuasa, Tunggul Ametung hanya memikirkan dirinya dan keturunannya saja. Hal itu membuat prajurit-prajurit Tumapel dari keturunan satria menjadi tidak senang dan membencinya. Kebencian itu menimbulkan rasa untuk memberontak muncul di antara para prajurit. Bekerja sama dengan Empu Gandring, seorang ahli pembuat senjata, para prajurit kemudian membuat gerakan Gandring.
Politik dua kaki digunakan Arok untuk menjatuhkan Tunggul Ametung. Arok memanfaatkan kebencian dari para prajurit dan merekayasa seolah sedang terjadi kericuhan di sekitar Tumapel, sehingga membuat Tunggul Ametung turun tangan untuk memadamkan kericuhan tersebut. Namun kericuhan yang terjadi ternyata tidak bisa dipadamkan. Malahan banyak prajurit Tumapel menjadi korban selama pemadaman berlangsung. Hal itu membuat Tunggul Ametung jatuh sakit dan tidak bisa berpikir dengan baik. Ketidakberdayaan Tunggul Ametung membuat seorang prajurit bernama Kebo Ijo membunuhnya. Terbunuhnya Tunggul Ametung membuat Arok naik menjadi Akuwu baru Tumapel dan Kebo Ijo dihukum atas perbuatannya. Gerakan yang dibuat Arok sangat cantik dan tidak terlihat.
Relevansi dengan Indonesia hari ini adalah peristiwa jatuhnya Sukarno digantikan oleh Suharto. Suharto pada waktu itu namanya tidak begitu dikenal, secara tiba-tiba muncul sebagai Presiden pengganti Sukarno. Meskipun masih menjadi perdebatan hingga hari ini tentang jatuhnya rezim Orde Lama, tapi peristiwa tersebut dapat dihubungkan dengan pemberontakan yang dilakukan oleh Arok. Peristiwa jatuhnya Tunggul Ametung dapat dijadikan sebagai pembelajaran bagi siapa pun yang ingin belajar tentang permainan politik dua kaki. Semua orang boleh menjalankan politik dengan berbagai cara dan tidak ada aturan yang dapat melarangnya, meskipun apa yang diperbuat nantinya merugikan orang lain. Karena bicara politik akan membahas mengenai strategi memenangkan suatu kepentingan.