Sebagai Milanisti, saya sangat bersemangat sekali ketika Milan bermain. Untuk pertama kalinya, saya menonton semua pertandingan Milan di tahun 2020 di semua kompetisi. Pastinya, para fans Milan sudah sangat-sangat merindukan suasanya ini.
Mari kita renungkan di dalam ruang sunyi. Mengetuk pintu hati dan mulai bertanya pada diri sendiri. Bergantinya tahun sudah saatnya mengisi daya kebaikan lebih banyak lagi. Ikuti suara hati.
Pandemi pun membuat waktu cepat berlalu. Tak terasa, semarak obrolan memasuki tema resolusi yang selalu ramai setiap akhir tahun. Meskipun banyak yang terhenti menemui jalan buntu, mengendap dan menjadi tumpukan sampah.
Atau coba sesekali kita amati, dalam sekeliling kita misal, bagaimana memang hidup ini diliputi dengan sesuatu yang jelas dan tidak jelas. Entah, jelas akan kejelasannya, atau justru jelas akan ketidakjelasannya. Saya pikir, ini adalah waktu Anda untuk segera memilah, mana yang jelas dan mana yang tidak jelas.
Di hari Ibu, kami hanya bisa merindunya. Selebihnya menatap layar kaca, entah dengan senyum bahagia karena masih bisa memandangnya, atau tetesan air mata sebab tak bisa duduk di sampingnya.
Sungguh, tiada yang tahu apa yang akan terjadi esok hari. Ibarat peta politik, masih sangat dinamis, akan banyak pasang surut yang bakal terjadi.
Uniknya, status-status yang beterbangan di aplikasi milik Brian Acton dan Jan Koum itu lebih banyak difungsikan sebagai sarana tebar pesona. Para user WhatsApp sangat ingin memunculkan impresi seseorang terhadap dirinya. Biasanya, impresi yang dibangun adalah sesuatu yang baik-baik dan indah-indah. Dan sebenarnya hal itu sah-sah saja.
Setiap orang punya hak untuk bermimpi, tapi tak jarang yang memilih untuk tidak menggunakan haknya. Bagi sebagian orang dengan keterbatasan akses, jangankan untuk mewujudkan mimpi, untuk bermimpi saja mereka perlu mengumpulkan keberanian terlebih dahulu.