Variasi tentang Kesepian
Penyiar radio itu kini tidak lagi mengingatmu. Biar aku yang bernyanyi lagu kesayanganmu. Di hari jadi kematianmu itu.
Lelaki senja itu termenung. Garis-garis keriput tercetak jelas di seluruh permukaan kulit tubuh dan wajahnya. Giginya sudah tumbang dimakan usia dan hanya tinggal beberapa saja.
Lanjutkan Membaca Lelaki Senja dan Sebungkus NasiDi akhir hayatnya, Sumbi mengutuk mereka semua. Mereka yang membunuhnya dengan tragis akan hidup dalam ketakutan. Tidak akan ada kebahagiaan atau tawa di desa ini. Hanya akan ada kesedihan dan duka.
Lanjutkan Membaca Kutukan SumbiTidak ada yang tahu takdir apa yang menunggu setiap manusia. Dunia ini penuh misteri dan kita sama sekali tidak bisa menebak apa yang terjadi. Siapa pun yang datang suatu saat akan pergi. Siapa pun yang bertemu, pasti akan berpisah.
Lanjutkan Membaca Wanita dengan Bunga Kesedihan“Kita pasti sama-sama masih mengingat, betapa banyaknya huru hara yang terjadi di pemerintahan negeri saat pandemi pertama. Terlalu banyak suara orang-orang bersuara kecil yang terbuang sia-sia di jalanan, terutama di depan gedung-gedung pemerintahan. Akhirnya mereka yang kehabisan suara kesulitan untuk makan, bersekolah, dan mendapatkan pekerjaan.”
Lanjutkan Membaca DistopiaBerkat musibah yang menimpa, Tomo mendapat pelajaran yang berharga. Apapun masalah yang dilalui, dan seberapa besar rintangannya, pasti ada jalan keluar. Kesabaran dan keberanian nantinya juga akan memberi kita sebuah keajaiban.
Lanjutkan Membaca Perjuangan TomoAku lega. Rasanya seluruh masalah dalam hidup terselesaikan. Semua malam yang kuhabiskan dengan harap-harap cemas kini tak akan lagi datang. Mempertanyakan kebahagiaan pernikahanmu adalah ritual dini hari yang selalu aku lakukan 10 tahun belakangan.
Lanjutkan Membaca Memastikan Bahagiamu